Dua Pimpinan Minta Penundaan Pelantikan, Firli Bergeming
JAKARTA, Harnasnews.com – Penyelidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Harun Al Rasyid membeberkan Ketua KPK Firli Bahuri ngotot melantik 1.271 pegawai lembaga antirasuah menjadi aparatur sipil negara (ASN). Padahal, lebih dari 600 pegawai yang lulus tes wawasan kebangsaan (TWK) meminta penundaan pelantikan.
Menurut Harun, dua pimpinan KPK, yakni Nurul Ghufron dan Alexander Marwata sempat meminta pelantikan ditunda hingga polemik TWK selesai. Namun menurut Harun, Firli Bahuri ngotot melaksakan pelantikan pada Selasa (1/6).
“Teman-teman yang memenuhi syarat (sekitar 600 orang) juga sudah mengajukan untuk menunda pelantikan tersebut. Dua pimpinan KPK (NG dan AM) berdasarkan cerita ke kami juga sudah ngotot untuk tidak melantik terburu-buru sampai persoalan dan polemik TWK ini selesai, tapi Firli Bahuri tetap bergeming,” ujar Harun kepada wartawan, Selasa (1/6).
Harun memandang tindakan Firli itu menandakan telah hilangnya kolektif kolegial pada pimpinan KPK. Harun merupakan satu dari 75 pegawai yang tak lulus tes wawasan kebangsaan (TWK).
“Jadi sebenarnya sudah tidak ada kolektif kolegial di tubuh pimpinan KPK,” kata Harun.
Senada dengan Harun, penyidik senior KPK Novel Baswedan juga mengungkap ngotot-nya Firli Bahuri melantik para pegawai KPK. Atas dasar itu, Novel menduga Firli Bahuri memiliki kepentingan lain dengan dilantiknya para pegawai.
“Setahu saya yang memaksakan diri untuk dilakukan pelantikan pada hari ini adalah Pak Firli Bahuri. Hal ini menambah keyakinan bahwa ada suatu kepentingan Firli Bahuri untuk menyingkirkan 75 pegawai KPK yang bekerja baik,” kata Novel,