JAKARTA, Harnasnews.com– Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menekankan pihaknya akan mengawal pemulihan sektor pariwisata di Provinsi Bali, yang merupakan salah satu provinsi yang menjadi representasi Indonesia di mata dunia.

“Kami akan kawal pemulihan Bali. Bukan hanya karena pariwisatanya, tapi karena Bali menjadi representasi Indonesia di mata dunia,” ujar Moeldoko saat memimpin diskusi terbatas Gerakan Sosial Peduli Bali secara daring dari Gedung Bina Graha Jakarta, Selasa.

Moeldoko menegaskan langkah Kantor Staf Presiden dalam mengawal pemulihan Bali tidak lepas dari arahan Presiden Joko Widodo yang menegaskan berulang kali agar pariwisata Bali harus segera bangkit.

Dia mengatakan jika dunia melihat Bali bisa pulih dan bangkit, maka Indonesia juga bisa pulih dan bangkit dari pandemi COVID-19.

“Bali akan menjadi ombak awal untuk melanjutkan ombak-ombak pemulihan pariwisata wilayah lainnya di Indonesia,” jelas Moeldoko dalam siaran pers.

Mantan Panglima TNI ini juga menyampaikan pemerintah Provinsi Bali bersama Kementerian/Lembaga dan berbagai pihak lainnya harus menunjukkan kesiapannya dalam membuka pariwisata Bali.

Untuk itu, kata Moeldoko, KSP siap memfasilitasi rapat koordinasi antara Pemerintah Provinsi Bali dan Kementerian/Lembaga untuk segera mungkin memutuskan waktu pelaksanaan pembukaan pariwisata Bali.

“Paling cepat, akhir pekan ini kita laksanakan kembali rapat koordinasi agar semua benar-benar siap dan masyarakat tidak ragu-ragu untuk datang ke Bali,” jelas Moeldoko.

Gubernur Bali I Wayan Koster yang hadir pada diskusi ini memaparkan kondisi COVID-19 di wilayahnya semakin membaik. Dia menyampaikan hingga saat ini penambahan jumlah kasus positif COVID-19 sudah stabil pada angka di bawah 50 kasus. Di sisi lain tingkat kesembuhan telah mencapai 96 persen dan jumlah kasus meninggal karena COVID-19 kurang dari 5 orang.

Tidak hanya itu, Koster juga menjelaskan pelaksanaan program vaksinasi di Bali dengan target 3 juta penduduk telah mencapai 56,53 persen untuk suntikan pertama.

“Bahkan di beberapa wilayah destinasi utama wisata, sudah ada yang mencapai 100 persen untuk suntikan pertama dan kedua, termasuk juga vaksinasi bagi para pelaku pariwisata,” jelas Koster.