Puan: Perlu Reformasi Pendidikan Bangun SDM yang Adaptif Teknologi
Puan Maharani dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, menyebutkan SDM yang mampu mengikuti perkembangan teknologi dibutuhkan Indonesia untuk menghadapi tantangan global.
Ia menyampaikan hal itu saat menjadi narasumber diskusi dalam acara “Jambore Nasional Mahasiswa Ekonomi Indonesia” yang diadakan Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi Se-Indonesia (ISMEI) di Puncak Puntiung, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Dalam kesempatan itu, Puan mengingatkan pentingnya mewujudkan mimpi Indonesia Emas 2045, yakni Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil, makmur, dan berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain.
Ia pun menilai ada beberapa tantangan pembangunan yang harus dijawab guna mewujudkan mimpi tersebut.
“Tantangan pertama soal kependudukan. Pada 2045, penduduk dunia diperkirakan 9,45 miliar, bertambah 2,1 miliar dari 2015. Tren pertumbuhan global ini akan mendorong urbanisasi dan arus migrasi, termasuk di Indonesia,” kata Puan.
Tantangan kedua adalah sejauh mana Indonesia mampu ambil bagian dalam global value chain atau rantai nilai global.
Kemudian mengenai tantangan peta dan pergeseran geo-economics pada masa mendatang yang dinilai bisa mendatangkan keuntungan untuk bangsa jika negara mampu menangkap berbagai peluang.
Selanjutnya, kata Puan, adalah tantangan semakin terbatasnya sumber daya alam (SDA), yang memerlukan efisiensi dalam pengelolaan.
“Diperlukan juga upaya untuk shifting struktur perekonomian nasional dari berbasiskan komoditas menjadi ekonomi nasional yang berbasiskan value added atau nilai tambah tinggi,” katanya.
Puan menilai gelombang kemajuan menjadi tantangan yang harus bisa dijawab Indonesia. Terlebih lagi, menurutnya, pandemi COVID-19 membuat perkembangan teknologi begitu pesat yang sebenarnya akan memberikan dampak positif bagi perekonomian melalui peningkatan produktivitas, inovasi, dan efisiensi.
“Namun di sisi lain, kemajuan teknologi akan menciptakan banyak gangguan. Salah satunya adalah akan menimbulkan masalah ketenagakerjaan ke depan apabila sumber daya manusia Indonesia tidak mampu adaptif dengan perkembangan teknologi pada masa mendatang,” ucapnya.
Tantangan pemanasan global yang kian besar, baik berupa kejadian ekstrem maupun perubahan iklim jangka panjang, katanya, harus mendapat penanganan lebih.
Menurut Puan, permasalahan itu akan mengganggu pasokan pangan, memperlambat pertumbuhan ekonomi dunia, dan menyebabkan kerusakan permanen pada alam tanpa dilakukannya berbagai upaya penurunan emisi.
“Itulah beberapa tantangan yang harus kita jawab dan respons dengan cepat dan tepat. Dan salah satu pilar penting yang harus kita siapkan guna menjawab berbagai tantangan tersebut adalah bagaimana kita mempersiapkan sumber daya manusia atau human capital Indonesia,” katanya.
Perempuan pertama yang menjabat Ketua DPR RI itu mengatakan pemerataan kualitas SDM antarwilayah di Indonesia, antara wilayah timur dan barat harus menjadi perhatian guna mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Menurutnya, hal-hal tersebut masih menjadi pekerjaan rumah (PR) Indonesia yang tidak mudah dan ringan, apalagi berbagai tantangan dan hambatan dari eksternal dan internal yang muncul silih berganti, termasuk adanya pandemi COVID-19.