JAKARTA, Harnasnews.com – Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) bertekad memperkuat konstruksi nasionalisme melalui kedaulatan pangan nasional.

Ketua Umum DPP PA GMNI Ahmad Basarah dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu mengatakan kedaulatan pangan menjadi suatu keniscayaan yang harus dilakukan oleh segenap pemangku kepentingan dan seluruh elemen bangsa.

“Kami akan terus memperkuat konstruksi nasionalisme, menjawab tantangan zaman dengan memperkuat kedaulatan pangan nasional,” kata Basarah, dikabarkan dari antara.

Hal tersebut disampaikan Basarah saat membuka webinar bertajuk “Mewujudkan Nasionalisme Melalui Kedaulatan Pangan Nasional,” Jumat (19/11).

Wakil Ketua MPR RI tersebut optimistis nasionalisme bukan hanya jawaban untuk melawan kolonialisme asing pada saat Indonesia menjadi negeri jajahan.

“Kami meyakini sepenuh hati bahwa nasionalisme Indonesia juga jawaban atas upaya dan ikhtiar kita untuk terus mengisi kemerdekaan, melanjutkan jalannya pembangunan nasional di tengah arus globalisasi,” kata Basarah.

Webinar yang digelar tersebut merupakan rangkaian kegiatan menuju Kongres IV PA GMNI pada 5-7 Desember 2021 di Bandung, Jawa Barat. Ketua Dewan Kehormatan PA GMNI Siswono Yudo Husodo menjadi pembicara utama dalam webinar tersebut.

Dalam kesempatan itu, Siswono mengatakan Indonesia telah menjadi negara importir pangan yang sangat terbesar di dunia. Sejak 2013 hingga saat ini, kata dia, Indonesia menjadi negara importir gula paling tinggi menggeser China dan Rusia.

Tidak hanya gula, Siswono juga menyebut 50 persen garam Indonesia merupakan hasil impor. Selain itu, impor gandum pun terus meningkat akibat konsumsi mie instan dan roti.

“Kita sudah tak berdaulat dalam masalah ini. Impor gandum terus naik karena ada pembatasan impor jagung. Ternyata gandum impor itu juga dipakai buat pakan ternak, lantaran pakan ternak kita tak bisa dicukupi oleh produksi jagung dalam negeri,” kata Siswono.