SUMBAWA,Harnasnews – Kepala Dinas Koperasi Prindustrian Perdagangan (Diskoperindag) dan UKM Kabupaten Sumbawa Ricki Trisnadi SE MSi dalam keterangan Persnya kepada awak media diruang kerjanya Selasa siang (15/02) menyatakan kalau tim teknis dari Diskoperindag Sumbawa akan terus melakukan pemantauan terhadap kelangkaan dan keberadaan minyak goreng di pasaran, termasuk terus memantau kenaikan harga sembilan bahan pokok (sembako) lainnya.
Menyangkut kelangkaan soal minyak goreng ini terang Ricki akrab pejabat muda low profil ini disapa, beberapa hari lalu pihaknya telah memaparkan secara jelas didepan para wakil rakyat ada acara rapat dengar pendapat (RDP) yang dilaksanakan DPRD Sumbawa, dimana kelangkaan minyak goreng di Sumbawa ini pokok persoalannya terjadi kelangkaan akibat stock pasokan yang ada pada sejumlah distributor dan agen pengecer mengalami stock kosong, kendati dua pekan sebelumnya stock minyak goreng Bimoli yang tersedia pada satu distributor utama Bimoli di Sumbawa itu merupakan stock pasokan hasi orderan (DO) sejak Desember 2021 lalu dan telah habis di distribusi penjualannya pada kegiatan operasi pasar yang dilaksanakan bekerjasama dengan Diskoperindag Sumbawa pada enam titik lokasi Kecamatan pada awal Februari lalu dengan harga satu sesuai kebijakan Pemerintah dengan harga Rp 14.000 per liter, tukasnya.
“Itulah langkah kongkret awal yang dilakukan, kendati dengan jumlah yang diperoleh terbatas, tetapi paling tidak untuk sementara melalui kegiatan operasi pasar yang dilakukan, dapat membantu mengatasi akan kebutuhan pasokan minyak goreng yang dibutuhkan masyarakat, dan upaya koordinasi dengan sejumlah distributor maupun leading sektor terkait terus dilakukan, dan bahkan pihak Bulog juga tengah berupaya mencari stock pasokan minyak goreng tersebut,” kata Ricki.
Menurutnya, terkait minyak goreng ini faktanya memang kosong stocknya pada distributor resmi di Sumbawa, oleh karena itu kami meminta kepada produsen yang berada di Pulau Jawa itu agar dapat dengan segera mendistribusikan minyak goreng ke daerah-daerah termasuk ke Sumbawa, dimana untuk Sumbawa ini ada tiga distributor resmi yakni CBU, DHA dan ARL ditambah satu depo untuk pasokan gray Alfamart, kalaupun ada yang lain berstatus katagori grosir dan ritel secara aktif mereka itu mencari minyak goreng yang ada diluar Sumbawa, dan mereka beli dengan harga diatas HET sesuai dengan faktur, dan kami menghimbau agar membatasi jumlah pengambilannya, karena kalau satu pedagang kecil saja mengambil dalam jumlah banyak maka rentan terjadi kecenderungan monopoli dan hal itu harus dihindari, ujarnya.
Ada infomasi kalau hari ini ada masuk minyak goreng curah melalui Depo Badas Sumbawa sambung Ricki, mudah-mudahan dengan ketersediaan minyak goreng curah ini minimal akan dapat membantu warga masyarakat didaerah ini untuk bisa mendapatkan pasokan minyak goreng yang dibutuhkan, dan tentu hal ini akan tgerus dipantau,”katanya.(Herman)