SAMPANG,Harnasnews – Hadir dalam acara tersebut Disporabudpar Sampang, Diskopindag Sampang, Bea Cukai Madura, DPK KNPI Sokobanah, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, Perangkat Desa dan Masyarakat sekitar
Kepala Seksi Kepatuhan Internal dan Penyuluhan Bea Cukai Madura menyampaikan bahwa Sosialisasi tersebut penting dan memberikan pemahaman tentang bagi hasil DBHCHT bagi konsumen merupakan program Bea dan Cukai.
Pihaknya menyasar sebanyak mungkin konsumen rokok supaya mendapat pemahaman yang benar sebab saat ini masih banyak yang memilih rokok tanpa cukai karena harganya yang murah.
Menurutnya ada tiga barang yang kena cukai, yang pertama barang yang konsumsinya perlu dikendalikan seperti rokok, peredarannya perlu diawasi, pemakaiannya menimbulkan dampak negatif bagi Masyarakat atau lingkungan hidup, dan pemakaiannya perlu pembebanan pungutan negara demi keadilan dan keseimbangan.
Adapun jenis ciri-ciri rokok Ilegal diantaranya, Rokok tanpa dilekati pita cukai, Rokok menggunakan pita cukai palsu, Rokok menggunakan pita cukai bekas, Rokok menggunakan pita cukai yang bukan haknya (Salson) dan Rokok menggunakan pita cukai yang tidak sesuai jenis dan golongannya (Saltuk).
Sementara itu untuk hasil cukai Madura saja kisaran 400 Milyar dan kalau untuk skala Nasional 172 Triliun dan tiap tahun terus meningkat, namun demikian meskipun Madura paling kecil jika dihitung secara nasional, namun Madura dapat porsi paling tinggi se-Indonesia dari dana yang dikembalikan melalui DBHCHT.
Zainul kembali mengungkapkan untuk Sampang sendiri merupakan Daerah perlintasan antar Kabupaten, sementara itu untuk temuan Rokok Ilegal sempat ditemukan di tempat jasa penitipan, disitu ditemukan beberapa Rokok Ilegal yang di kirim melalui jasa pengiriman, tapi untuk jumlahnya tidak sebanyak di Daerah lain.
“Untuk tahun ini kita belum ada penindakan di Sampang, namun tahun kemarin kita menyita antara 800 ribu hingga 1 juta batang Rokok Ilegal, semua itu hasil dari operasi yang kita gelar di pasar-pasar dan pedagang kecil,” ungkapnya.
Sedangkan untuk pengusaha Rokok Ilegal hingga saat ini masih belum ditemukan, karena secara keseluruhan Sampang hanya ada 3 pabrik Rokok di skala menengah kebawah dan semuanya sudah mengantongi izin, kalau untuk usaha rumahan belum ada temuan.tutupnya
masih di lokasi yang sama Lanjud dengan Kedatangan Mentri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Republik Indonesia Sandiaga Uno di Kampung Milon Napote, Desa Bira Timur, Kecamatan Sokobanah,Di sambut langsung Oleh Bupati Sampang H. Slamet Junaidi.Jumaat 01/04/2022
Sesampainya di lokasi, Bupati Sampang H. Slamet Junaidi mengalungan bunga kepada Menteri Sadiaga Uno dan dilanjutkan dengan penampilan Tarian Malate Satoor sebagai lambang penyambutan kepada tamu kehormatan.
Sandiaga Uno juga mencicipi manisnya Melon Napote dan meninjau hasil produk UMKM dan IKM dan diakhiri dengan melakukan peletakan batu pertama pembangunan Agrowisata Kampung Milon Napote Desa Bira timur bersama Bupati Sampang H. Slamet Junaidi.
Owner Kampung Milon Napote Mahfud menceritakan bahwa dirinya merintis bertani melon sejak Tahun 2016 dan hingga saat ini ada sebanyak 15 jenis yang ditanam.
Di tengah perjalanan, dirinya mengaku mendapat dukungan support dari Pemerintah Daerah agar usahanya menjadi lebih berkembang menjadi Agrowisata.
“Support mulai dari Kepala Desa hingga Bapak Bupati menjadi suntikan semangat agar terus berkembang hingga saat ini menjadi Agrowisata,” Ucapnya.
Mahfud menyampaikan bahwa melon hasil panen tidak hanya dijual begitu saja akan tetapi dengan tujuan meningkatkan nilai jual juga diproduksi sebagai produk olahan seperti sari melon, dodol melon dan selai melon.
“Harapan kami kepada Bapak Menteri agar ada perhatian dan dukungan untuk pembangunan dan pengembangan Agrowisata Kampung Milon Napote sehingga akan berdampak meningkatnya ekonomi masyarakat sekitar,”tutupnya.
Di tempat yang sama, Bupati Sampang H. Slamet Junaidi berharap kunjungan Sandiaga Uno pada kesempatan tersebut tidak hanya mengakrabkan hubungan silaturahmi Kemenparekraf dengan Pemerintah Daerah namun juga memotivasi geliat bisnis pariwisata dan ekonomi kreatif di Kabupaten Sampang.
Kunjungan kali ini menurutnya merupakan salah satu bentuk atensi dan kepedulian Menparekraf untuk melakukan pengembangan kawasan agrowisata untuk menjadi salah satu program utama Kabupaten Sampang.
“Sejak memimpin, saya selalu menekankan bahwa harus ada peningkatan ekonomi Sampang yang inklusif dan berproses pada pengembangan pariwisata khususnya destinasi wisata alam dan produk unggulan,” ucapnya.
Pihaknya menyampaikan bahwa beberapa waktu yang lalu telah melaunching Pantura Agrowisata Sampang (PAS) yang merupakan kombinasi dari segala potensi wisata mulai dari pertanian, perikanan, ekonomi kreatif hingga di sektor perdagangan.
H.idi sedikit bercerita perlu diketahui bahwa sejak dilantik di Tahun 2019 melihat budidaya melon yang dirintis oleh Mahfud memiliki potensi untuk dijadikan sebagai Agrowisata.
Sehingga saat itu kemudian Pemerintah Daerah memberikan atensi khusus mulai dari alat produksi, pelatihan produk, packaging hingga ke pengeboran air untuk memperluas lahan yang akan ditanam melon.
“Kami ingin bermunculan wisata seperti di Kampung Milon Napote dan Pantai Lon Malang, jika geliat ekonominya meningkat, masyarakatnya akan sejahtera dan terwujud Desa Mandiri,” tuturnya.
H.Idi menyampaikan bahwa pada situasi Pandemi Covid-19 menimbulkan ketidakpastian di segala sektor oleh sebab itu harus dituntut kreatif sehingga keberadaan Kampung Milon Napote menjadi salah satu terobosan yang harus diapresiasi.
“Kami berharap kehadiran Kemenparekraf bisa memacu pembangunan Agrowisata Kampung Milon Napote seperti Master Plan yang kami rencanakan sehingga menjadi bagian dari upaya pengembangan ekonomi Sampang yang mandiri dan eklusif,” tegasnya.
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Sandiaga Uno mengapresiasi keberadaan Kampung Milon Napote yang ikut menopang perekonomian dari sektor wisata.
Pihaknya akan memperjuangkan program Agrowisata di Kampung Milon Napote untuk mendukung pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
“Kehadiran saya ke Sampang tentu akan membawa oleh-oleh, permintaan Pemerintah Daerah akan kami kawal untuk mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Agrowisata Kampung Milon Napote melalui Dana Alokasi Khusus (DAK), ucapnya.
Sandiaga Uno mengatakan bahwa kunjungan ke desa wisata meningkat sebesar 30 persen di saat sektor pariwisata lainnya mengalami kontradiksi.
Data tersebut menunjukkan bahwa walaupun dimasa Pandemi Covid-19 justru desa wisata mengalami kontradiksi sehingga pihaknya mendorong desa-desa di daerah untuk aktif mengembangkan sektor wisata yang berdampak peningkatan perekonomian di tengah masyarakat.
“Kami pastikan dengan kolaborasi Pemerintah Pusat dan Daerah akan terwujud program pengembangan pembangunan infrastruktur Agrowisata Kampung Milon Napote, teruslah berinovasi untuk wisata Sampang yang gemilang,” tutupnya.
Lokasi tersebut dipilih dikarenakan bertepatan dengan kegiatan Kunjungan Kerja Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Republik Indonesia Sandiaga Uno sehingga banyak masyarakat yang antusias mengikuti acara tersebut.(Anam)