“Saat ini, kita masih impor kantong darah, pada kondisi tertentu, misalnya saat terjadi sesuatu atas negara eksportir, seperti bencana, maka dapat berimbas terhadap risiko ketersediaan darah untuk kebutuhan medis di Tanah Air,” kata Rieke dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Hal itu dikatakan Rieke saat melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (1/8).
Karena itu, Rieke mendukung Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), yang salah satu prioritas risetnya adalah bidang kesehatan, mengkaji secara mendalam terkait teknologi dan inovasi untuk pembangunan industri nasional kantong darah dan fraksionasi plasma darah.