Zulkifli mengatakan, dengan kondisi internasional yang bergolak, seperti perang Rusia-Ukraina yang tidak pernah diramalkan dan berbagai sebab lainnya, harga minyak dan LPG di pasar dunia meningkat.
“Hal itu berakibat subsidi energi tahun 2022 meningkat sampai lebih dari Rp500 triliun atau hampir 30 persen dari pendapatan APBN kita,” kata Zulkifli dalam keterangannya, di Jakarta, Senin, saat memaparkan Gagasan dan Visi Misi Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang disiarkan channel YouTube PAN Jatim yang dipantau dari Jakarta, Senin.
Zulkifli mengatakan, subsidi harus diberikan kepada rakyat dengan lebih berkeadilan, berkelanjutan, dan menyejahterakan.
Menurut dia, PAN menawarkan dua solusi, yaitu pertama, subsidi energi beralih dari berbasis komoditas menjadi subsidi langsung.
“Kedua, mempercepat transformasi energi bersih. Subsidi langsung diberikan pada warga kita yang miskin,” ujarnya.
Dia mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa terdapat 26 juta orang yang diperkirakan memiliki kebutuhan konsumsi untuk dua motor dan mengonsumsi 2×3 kilogram LPG per bulan, sementara listrik membutuhkan hingga 900 watt.
Menurut Menteri Perdagangan itu, dengan subsidi BBM dan LPG, warga tidak mampu sebesar Rp500 ribu rupiah per orang per bulan, namun pemerintah hanya akan menanggung Rp15 triliun per bulan.
“Angka ini sekitar Rp180 triliun per tahun. Pada saat yang sama, pemerintah masih dapat menghemat uang yang dibakar (subsidi BBM saat ini) untuk mempercepat Transformasi Energi Bersih,” katanya lagi.