
BALI, Harnasnews – Ketua DPD Partai Demokrat Bali Made Mudarta, mengungkapkan, berdasarkan hasil hasil survei elektabilitas Partai Demokrat menunjukkan posisi yang menggembirakan.
Di mana partai berlambang bintang mercy itu berada diposisi kedua dengan perolehan 11, 5 persen dan sudah menyalip Partai Gerindra 11, 1 persen dan berada diposisi 3 besar. Sementara PDIP tetap kokoh diposisi pertama dengan capaian 18,4 persen.
Menyikapi tren naiknya elektabilitas Partai Demokrat sesuai hasil dari sejumlah lembaga survei yang terpercaya, Made Mudarta mengaku bangga. Pasalnya Partai Demokrat berada di posisi 2 besar menyalip Partai Gerindra.
“Tentu ini kita sikapi dengan baik, sebab publik menginginkan adanya perubahan. Pastinya lewat pola demokrasi. Dan itu dipastikan ada di Partai Demokrat,” kata Made Mudarta di kantor Demokrat, Kamis (10/11).
Dikatakannya, dalam kondisi rakyat sulit saat pandemi Covid, pemerintah menggenjot infrastruktur. Sementara keselamatan rakyat seakan-akan masih di nomor duakan.
“Melihat kondisi itu, Partai Demokrat akan tetap konsisten yaitu lebih ke pro rakyat dengan fokus mengutamakan keselamatan rakyat,” katanya.
Menurutnya, Partai Demokrat dipimpin oleh (AHY) Agus Harimurti Yudhoyono, tentu berada pada jalur yang tepat. Dimana beliau lebih menyuarakan kelompok meilenial untuk terus peduli dengan rakyat.
Kemudian dari hasil survei sebenarnya masyarakat banyak yang menginginkan adanya perubahan, yang bisa melakukan perubahan itu adalah oposisi.
Dimana partai oposisi itu Partai Demokrat. Hal ini dinilai akan sanggup melakukan perubahan di Indonesia. “Contohnya ketika Indonesia dipimpin (SBY) Susilo Bambang Yudhoyono selama 10 tahun. Jika dilihat capaian dengan Jokowi hari ini berdasarkan fakta bisa di cek,” ucapnya.
“Waktu transferan dari Ibu Mega ke Pak SBY, berapa APBN nya ? sekitar 500 trilliun, sudah itu ketika di transfer kekuasaan dari Pak SBY ke Pak Jokowi berapa itu hampir 2.000 trilliun, dan naik empat kali lipat,” imbuhnya.
Jika Jokowi bisa melaksanakan ini dengan bagus, ekonomi Indonesia tumbuh seperti yang dijanjikan dari 2.000, seharusnya bisa mencapai 8.000 trilliun yang ditransfer kepada pemerintah Presiden yang ke 8.
Padahal itu idealnya, tapi untuk mencapai angka tersebut berat. Untuk menjadi dua kali lipat saja jadi 4.000 trilliun agak sulit. Saat ini, jika melihat ekonomi dalam negeri sangat berat, apalagi krisis yang melanda. Jadi, trend keinginan rakyat Indonesia itu adalah perubahan.
“Perubahan yang diinginkan masyarakat itu hanya bisa dijawab oleh AHY, tapi kalau masyarakat tetap mengharapkan seperti hari ini ekonominya hanya jalan di tempat,” terangnya.
Sembari menambahkan, jika hari ini fokus menilai sosok pemimpin, pastinya masyarakat akan tahu, siapa pemimpin yang bisa nantinya memberikan perubahan.
“Kalau saya sendiri tentunya AHY !, manakala nantinya rakyat memberi kepercayaan penuh kepada Partai Demokrat untuk menjadikan AHY Presiden. Kami di Partai Demokrat akan menjaga amanah itu,” ujar dia.
Untuk itu, dia menyerukan saatnya melakukan perubahan. Perubahan ini sepenuhnya untuk rakyat dan demi rakyat. “Apalagi keselamatan rakyat tentu harus kita jaga, sebab tanpa rakyat tentu apa yang ingin dicapai untuk kemajuan negeri tidak akan sepenuhnya berhasil,” pungkasnya. (Cvs)