GARUT, Harnasnews – Sebagai bentuk kepeduliannya dalam melestarikan Seni dan Budaya Sunda di Jawa Barat, kelompok generasi milenial yang tergabung dalam Paguyuban Seni dan Budaya Punggawa Kang Prabu (Pasebbu) mengunjungi sejumlah kelompok seni dan budaya sunda di Kampung Kostarea Dua, Desa Mekaruyu, Kecamatan Sukawening Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Ketua Pasebbu An An Kusmardian atau Ananda George mengatakan, era globalisasi serta kemajuan teknologi informasi dan komunikasi bukanlah suatu hal yang dapat dihindari.
Namun demikian, perkembangan teknologi tersebut tidak menutup kemungkinan dapat mengancam eksistensi tradisi budaya yang telah dilestarikan oleh nenek moyang.
Pria yang akrab disapa Kang Prabu ini menegaskan, perkembangan teknologi informasi dari hari ke hari kian berlangsung pesat hingga memecah batas ruang dan waktu negara-negara di dunia.
“Kondisi globalisasi membawa dua sisi pengaruh baik dari sisi positif maupun negatif. Bagi negara Indonesia, era globalisasi cenderung membawa nilai-nilai baru dalam kehidupan masyarakat sehingga memberikan tantangan tersendiri terhadap gaya hidup, pola perilaku, dan kebudayaan lokal yang ada di Indonesia,” ungkap Kang Prabu di sela-sela kunjungan silaturahim di Garut, baru-baru ini.
Dalam kaitan itu, Kang Prabu mengajak kepada generasi milenial agar tetap menjaga kelestarian budaya. Dirinya juga mengajak masyarakat agar tetap melestarikan seni budaya sunda yang akhir-akhir ini sudah mulai kurang diminati oleh kalangan anak-anak muda.
Kang Prabu mengatakan, seharusnya perkembangan teknologi informasi di era globalisasi tidak hanya didominasi oleh ancaman dan pengaruh buruk. “Sebagai generasi muda yang memiliki wawasan luas dan melek akan teknologi, seharusnya kita lebih bersifat terbuka dan mampu memanfaatkan kemajuan teknologi agar dapat mempromosikan seni dan tradisi sunda melalui teknologi yang dikuasainya,” ucapnya.
Kang Prabu mengatakan bahwa Pasebbu siap mewadahi para pelaku seni budaya Sunda yang ada di Jawa Barat. Hal itu dilakukan menyusul dengan adanya tradisi seni hiburan dan budaya sudah jarang terlihat di kalangan generasi milenial.
“Mereka banyak menggandrungi seni dan budaya yang datang dari luar negeri ketimbang mengembangkan tradisi budaya lokal. Jika ini tidak segera dibuatkan wadah, tidak menutup kemungkinan tradisi budaya sunda akan punah di tengah masyarakat,” ujarnya. (Sep)