SURABAYA, Harnasnews – Viral di media sosial isu penculikan anak di sejumlah daerah di Indonesia. Polisi melakukan penelusuran dan memastikan isu penculikan anak hoaks.
Pakar Media Universitas Muhammadiyah Surabaya, Radius Setiyawan menyebut hoaks penculikan anak yang akhir-akhir ini ramai di Jawa Timur merupakan tindakan amoral di wilayah siber.
“Hoaks hadir dari sikap mental yang mengesampingkan integritas,” kata pria yang juga dosen Desain Komunikasi Visual (DKV) UM Surabaya, Rabu (1/2).
Radius mengatakan, penyebaran informasi hoax terkait kasus penculikan anak menimbulkan keresahan bagi masyarakat, sehingga masyarakat perlu diingatkan agar tidak mudah panik. Namun tetap waspada.
“Agar tidak mudah terprovokasi kabar yang beredar di media, cari lebih dulu kebenarannya. Masyarakat penting melakukan saring dulu sebelum sharing,” ujar Radius.
Radius yang juga dosen pengampu mata kuliah kajian media itu menegaskan bahwa pemerintah melalui aparat perlu memberikan jaminan akurasi informasi.
“Pemerintah melalui aparat harus memberi jaminan keamanan. Memberi informasi yang akurat ke masyarakat. Informasi tersebut harus dibarengi dengan jaminan rasa aman,” ujarnya.
Selanjutnya, Radius mengatakan, kemajuan teknologi yang mendengungkan kecepatan dan akselerasi seolah tidak memberikan pilihan ruang dan semua hal dipaksa mengikuti arus yang serba cepat dan efeknya dari itu semua adalah kepanikan.
“Masyarakat seolah terseret ke dalam sebuah ruang yang memaksa mereka terperdaya oleh disinformasi dan misinformasi. Hal tersebut tergambar dari fenomena akhir-akhir ini soal penculikan anak. Banyak orang dibuat panik dan resah atas informasi tersebut. Padahal kebenarannya diragukan.” katanya.(Pul)