Menteri Teten Imbau Masyarakat agar Beli Produk Pakaian Lokal
JAKARTA, Harnasnews – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengajak masyarakat membangun kesadaran untuk mencintai dan membeli pakaian jadi atau busana (clothing) produksi dalam negeri atau buatan lokal.
“Dari segi kualitas, produk pakaian jadi, saya kira sudah bagus dan mampu bersaing, dari segi harga juga tidak terlalu menguras kantong. Tinggal bagaimana membangun sentimen atau kesadaran masyarakat untuk mencintai dan membeli busana lokal,” ujar MenKopUKM Teten Masduki, saat membuka Pameran Jackcloth (Jakarta Clothing) Ramadan 2023 dan Muslim Market Indonesia (MMI) di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (5/4) malam.
Jackcloth atau Jakarta Clothing adalah pameran busana fesyen dengan segmen pasar anak muda hingga dewasa yang seluruhnya merupakan produk lokal. Pameran yang berlangsung 5-11 April 2023 ini tercatat merupakan penyelenggaraan untuk ke-14 kalinya.
“Dengan pengalaman 14 tahun yang dalam setahunnya bisa menggelar 30 kali event, saya kira Jackcloth sudah sangat dipercaya, baik dari sisi tenant maupun konsumennya. Jakcloth sudah tumbuh dan merupakan ekosistem penting pameran pakaian jadi produk dalam negeri dan di pasarkan di dalam negeri. Ini yang harus terus diperkuat, baik industri turunannya maupun marketnya,” ucap Teten.
MenKopUKM mengharapkan Jakcloth bisa terus berkembang, sehingga bukan tidak mungkin, bisa mengakses program pembiayaan pemerintah dalam hal ini KUR (Kredit Usaha Rakyat) Kluster. “Maka para produsen pakaian jadi maupun pakaian muslim maupun non muslim bisa mengakses KUR kluster yang satu orang bisa mendapat pembiayaan sampai 500 juta rupiah,” kata Teten.
“Tentu harus ada badan hukumnya yaitu koperasi. Saya ambil contoh di Bali ada toko oleh-oleh Krisna, dimana di dalamnya ada supplier barang dagangannya sekitar 360 UMKM, mereka itu lalu membentuk koperasi dan lantas dihubungkan dengan KUR kluster. Jadi, nanti para tenant Jakcloth bisa mengambil itu juga. Pengalaman 14 tahun dan 30 event dalam setahunnya itu sudah menunjukkan bahwa produksinya stabil. Jadi nanti kita coba Jakcloth menjadi bagian dan piloting KUR kluster,” kata Teten.
Meski demikian, Teten mengingatkan, Jakcloth maupun produsen pakaian dalam negeri untuk terus memperhatikan pengembangan R&D (Research & Development), mengingat lifesfyle atau gaya hidup termasuk dalam busana, itu cepat sekali berubahnya atau sangat dinamis.
Pusat Industri Halal
Terkait Muslim Market Indonesia (MMI) yang acaranya digelar bersamaan dengan Jackcloth, MenKopUKM mengatakan, hal ini sudah sesuai dengan tekad pemerintah yang menjadikan Halal Industry (Industri Halal) sebagai salah satu unggulan domestik, dimana lokomotifnya adalah industri muslim fesyen.
“Pemerintah sudah mencanangkan Indonesia menjadi salah satu pusat Halal Industry dunia. KemenKopUKM dan Bank Indonesia akan menggagas satu event multinasional, muslim fashion week, pada Oktober 2023 yang akan menjadi salah satu kalender dunia untuk industri halal,” kata Teten.
Dalam hal ini, desainer kelas dunia, akan diundang untuk berpartisipasi dalam ajang multinasional ini. Hal itu sebagai syarat agar pencanangan Indonesia sebagai pusat industri halal itu bisa terwujud. “Mereka para desainer dunia sangat tertarik, karena pasar kita yang besar dan kita juga secara historis dekat dengan negara-negara muslim khususnya Timur Tengah,” kata Teten.
Teten menambahkan, hal ini juga menjadi tantangan bagi desainer muslim Tanah Air, selain itu Indonesia punya banyak potensi dan keunggulan. “Misalnya dalam soal warna, kita lebih colourfull dibanding Timur Tengah yang umumnya dominan dengan warna hitam putih. Dalam soal suku dan budaya, kita memiliki kekayaan yang luar biasa, tinggal bagaimana desainer kita bisa memanfaatkan keunggulan itu sebagai sumber inspirasi dan menjadi produk yang bisa bersaing di pasar global,” kata Teten.
Sementara itu Ahmad Ihsan Nasution, Pendiri Jackcloth, mengatakan apresiasinya atas kepedulian dan keberpihakan pemerintah pada industri pakaian dalam negeri agar bisa terus tumbuh berkembang. “Industri pakaian lokal ini melibatkan banyak tenaga kerja mulai dari pemintal benang, penjahit, kuli panggul, dan lain lain, sehingga memerlukan dukungan berbagai pihak khususnya pemerintah,” ujar Ahmad Ihsan yang akrab dipanggil Ucok ini.
Ucok mengatakan, Jakcloth Ramadan 2023 di JCC ini diikuti oleh sekitar 500 pengusaha pakaian, yang seluruh produknya adalah buatan dalam negeri. “Jadi ini 100 persen produk dalam negeri dan hampir semua pesertanya adalah pelaku UMKM,” kata Ucok.
Pameran JakCloth Ramadan di JCC Jakarta ini menjadi bagian dari event Jakcloth di 13 kota di seluruh Indonesia, yang digelar secara bertahap selama bulan Ramadan. (Daenk)