SUMBAWA, Harnasnews – Keberadaan tim kesehatan, merupakan salah satu pendukung utama dalam perhelatan MXGP of Samota 2023 mendatang. Karenanya, Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa, melakukan rapat terkait pembentukan tim kesehatan tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa, Junaedi mengatakan, pihaknya sudah melakukan rapat persiapan pembentukan tim kesehatan untuk MXGP 2023, Selasa (18/4) pagi. Pihaknya melakukan rapat dengan Kepala Dinas Kesehatan NTB, Kenapa RSUD NTB, masing-masing beserta jajaran, Direktur RSUD Sumbawa dan Direktur RSMA.
Pembentukan tim kesehatan ini dilakukan, karena Kabupaten Sumbawa belum bisa membentuk tim seperti pelaksanaan MXGP tahun lalu. Sebab, pada MXGP 2022 lalu, tenaga kesehatan Kabupaten Sumbawa dibantu oleh tim kesehatan dari Provinsi NTB. Begitu juga peralatan yang akan digunakan.
“Kalau kita tidak punya alatnya, kita minta bantuan ke sana (provinsi, red). Apalagi tahun ini ada dua event (MXGP, red) yang pelaksanaannya berdekatan. Tim provinsi tidak bisa membantu seperti tahun lalu, jadi ini yang kita diskusikan,” ujar Junaedi.
Dia mengungkapkan, dalam diskusi itu dipaparkan mengenai apa kekurangan tim kesehatan Kabupaten Sumbawa. Sehingga nanti bisa dibantu oleh tim kesehatan provinsi.
Dijelaskan, dalam event dengan risiko kecelakaan ini, tentu saja tim kesehatannya butuh keahlian tertentu. Kebetulan, salah seorang dokter di Kabupaten Sumbawa sudah mendapat lisensi dari Federation of Internationale de Motorcyclisme (FIM). Nantinya, dokter tersebut yang akan menyusun kualifikasi apa saja yang dibutuhkan bagi tenaga kesehatan.
Untuk fasilitas kesehatan yang digunakan selama perlombaan, terangnya, akan menggunakan fasilitas yang ada di RSUD Sumbawa dan RSMA. Jika tidak memenuhi standar kesehatan dari FIM, maka pihaknya akan meminta bantuan dari provinsi.
Lebih lanjut Junaedi mengatakan, adapun kendala yang dihadapi oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Sumbawa, adalah kurangnya pengalaman menangani event berskala internasional. Sementara tenaga kesehatan di provinsi, sudah sering menangani hal seperti ini. Seperti WSBK dan Moto GP.
Karena itu, pihaknya meminta kepada Pemprov NTB untuk melibatkan tenaga kesehatan yang lebih banyak dalam event internasional. Terutama melibatkan tenaga kesehatan dari kabupaten. Sehingga, tenaga kesehatan di kabupaten memiliki pengalaman untuk memberikan penanganan dalam event internasional. “Sehingga jika ada event seperti ini lagi atau event jangka panjang, tim kita sudah cukup mampu dan bisa mandiri,” pungkasnya.(HR)