JAKARTA, Harnasnews – Indonesia Police Watch (IPW) mengapresiasi kinerja Polda Riau dalam memberantas peredaran narkoba di wilayahnya. Pasalnya, sejak tahun lalu sudah lebih dari satu ton barang haram tersebut diamankan pihak kepolisian.
“Penangkapan terakhir, dibuktikan melalui ekspos dari Kapolda Riau Irjen Mohammad Iqbal pada hari Senin, 12 Juni 2023 dengan menggelar barang sitaan 169 kg narkotika jenis sabu dan 11.712 butir pil ekstasi serta uang tunai Rp 3,3 Miliar. Sebelumnya, pada 29 Januari 2023 disita 276 kg narkotika jenis sabu dengan 5 tersangka,” ujar ketua IPW Sugeng Teguh Santoso seeprti dalam keterangan tertulisnya, Rabu (14/6/2023).
Hal ini, kata Sugeng, merupakan rentetan panjang bahwa wilayah Polda Riau memang menjadi lahan peredaran barang haram dari negeri tetangga Malaysia. Yang paling banyak disita adalah jenis sabu.
Ini dapat dilihat dari ekspose akhir tahun 2021, selama 12 bulan, Polda Riau telah berhasil mengungkap 1.596 peredaran narkotika. Dari jumlah tersebut 1.464 kasus narkotika jenis sabu. Sementara barang haram yang disita sebanyak 675 kg dan 92.695 butir ekstasi.
Pergantian tahun, peredaran narkotika selalu membanjiri wilayah Riau. Awal 2022 lalu, Polda Riau berhasil menangkap 80 kg sabu dan bulan Januari lalu mengamankan 276 kg sabu.
“Prestasi besar itu melampui rekor penangkapan Polda Riau di bulan September 2022 yang dalam kurun waktu empat hari berhasil menyita 203 kg sabu dan 404.491 butir pil ekstasi. Penangkapan pertama pada 11 September 2022, di Taman Karya Pekanbaru, diamankan 100.000 butir ekstasi dan 100 kg sabu dari sepuluh tersangka,” katanya.
Seperti pada Senin, 12 September 2022 di Hotel Holywood dan perumahan Griya Citra Pekanbaru, diamankan 11 kg sabu dengan 4 tersangka. Sedang hari Rabu, 14 september 2022, di Bandar Laksamana Bengkalis, menyita 92 kg sabu dan 304.491 butir ekstasi dari dua tersangka.
Sugeng mengatakan, berdasarkan catatan IPW bahwa pengungkapan kasus kasus Narkoba dengan penyitaan dalam jumlah besar selalipun di beberapa wilayah Indonesia menyisakan pertanyaan berapa banyak barang haram Narkoba yang lolos dan beredar di tengah masyarakat.
Bahkan Sugeng mengaku tidak pernah mendapatkan informasi terkait hal tersebut dari pihak kepolisian maupun BNN.
“Kasus balita 3 tahun di Samarinda yang diberi air minum mengandung Narkoba oleh tetangganya semestinya membuka mata dan pikiran kita bila Narkoba sudah ada ditengah pemukiman dan keluarga kita untuk siap-siap memakan korban generasi muda kita,” bebernya.
Oleh karena itu IPW mendesak Presiden menyatakan Indonesia Darurat Narkoba dan melakukan langkah2 yg startegis, sistimatis dan masif dalam perang semesta terhadap Narkoba. (*)