SUMBAWA, Harnasnews – Elektabilitas Syarafuddin Jarot cukup tinggi bila dibandingkan figur yang dijagokan jika pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa dilaksanakan pada hari ini.
Sebab mantan Calon Bupati Sumbawa Pilkada 2019 lalu ini, paling banyak dipilih dan disebut oleh masyarakat. Hal ini berdasarkan hasil survey Lembaga Analisis Studi Kebijakan dan Pemberdayaan (LANSKAP).
Survei ini dilakukan pada 2-8 Oktober 2023 terhadap 800 responden secara tatap muka. Target populasi survei WNI berusia 17 tahun atau sudah menikah.
Pemilihan sampel dilakukan melalui metode multistage random sampling, responden terpilih diwawancarai melalui tatap muka oleh pewawancara terlatih dan berpengalaman dari Universitas Samawa (UNSA). Margin of eror 3,5 persen, dengan tingkat kepercayaan di atas 95 persen. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh surveyor dengan kembali mendatangi responden terpilih.
Peneliti utama LANSKAP Ardiyansyah yang juga Dosen Fisipol Universitas Samawa UNSA Sumbawa, dalam pemaparan hasil survei dengan pertanyaan terbuka secara top op mind, menunjukkan Syarafuddin Jarot, sebagai figur teratas yang dipilih masyarakat dengan 5.38%.
Menyusul di belakang politisi Gerindra tersebut adalah Mahmud Abdullah 4.00%, Dewi Noviany, 3.75%, dan Abdul Rafik 3.63%. Kemudian Asaat Abdullah 1.75%, Talifuddin 1.38%, Muhammad Yamin 0.75%, Lalu Budi Suryata, 0.75%, Ilham Mustami, S.Ag. 0.63%, Syamsul Fikri, S.Ag. 0.25%, Achmad Fachry, 0.25%, Muhammad Ansori 0.25%, Burhanuddin Jafar Salam, S.H., M.H. 0.13% dan Sudirman, S.IP 0.13%.
Sedangkan yang tidak tahu atau tidak menjawab masih sangat tinggi mencapai 77.13%. Saat melakukan survey, nama-nama figur ini tidak disebutkan atau tidak dicantumkan, responden bebas memilih atau menyebutkan siapa pun figur yang disukai.
Untuk wawancara selanjutnya, ungkap Ardiyansyah, tim survei memberikan pertanyaan tertutup dengan mencantumkan hanya 15 nama figur yang berpotensi maju pilkada Sumbawa tahun 2024. Hasilnya, Syarafuddin Jarot, masih tertinggi yakni 7.13%, disusul Abdul Rafiq SH 6.00%, Dewi Noviany, 5.75%, Mahmud Abdullah 5.00%, Talifuddin 2.50%, A saad Abdullah, 2.25%, Muhammad Ansori 1.38%, Lalu Budi Suyata 1.25%, Muhammad Yamin, 1.13%, H. Ilham Mustami, 1.13%, Burhanuddin Jafar Salam, 0.63%, Achmad Fahry, 0.63%, Syamsul Fikri, 0.38%, Sudirman 0.00%, dan Sahril, S.Pd., 0.00%. Sedangkan yang tida tahu atau tidak menjawab mencapai 64.88%.
Berikutnya tim survei mengerucutkan hanya untuk lima figur calon. Hasilnya, Syarafuddin Jarot tetap tertinggi dengan 7.25%, disusul Dewi Noviany 6.88%, Abdul Rafiq SH 6.38%, Mahmud Abdullah 5.63% dan Talifuddin 2.88%. Sementara yang tidak menjawab masih sangat tinggi mencapai 71.00%.
Ardiyansyah mengungkapkan bahwa, masih banyak pemilih yang belum menentukan pilihan dan belum mau menjawab. Persentasenya berkisar 64—77 persen.
“Artinya peta elektabilitas masih sangat dinamis dan sangat mungkin berubah sampai pada hari pencoblosan. Apalagi temuan survei, ada 49,17 persen pemilih dari generasi Y dan Z, pemilih muda yang berusia 17-39 tahun. LANSKAP bersama Pujastera UNSA memproyeksikan jumlah pemilih muda di Sumbawa dalam pemilu nanti akan mendekati 50 persen dari total pemilih” ujar Ardiyansyah dalam keterangannya, Ahad (29/10/2023).
Perubahan lanskap politik local sumbawa ke depan akan didorong oleh tipikal pemilih muda yang dinamis, adaptif dan responsif, terutama pergeseran minat mereka pada isu-isu politik dan karakteristik kepemimpinan daerah.
Survei LANSKAP menemukan meningkatnya ketertarikan pemilih muda terhadap karakter calon pemimpin yang jujur, humoris dan anti-korupsi. Faktor penetrasi internet dan meningkatnya penggunaan media sosial juga diperkirakan akan mengubah arah dan preferensi politik pemilih muda.
Media sosial pada level tertentu diprediksi akan mempengaruhi perubahan perilaku anak muda dalam memilih capres dan partai politik. Temuan survei juga menunjukkan stabilitas pemilih belum begitu stabil dan yakin terhadap pilihan figur yang mereka pilih.
“Tinggal bagaimana figur tersebut gencar turun melakukan sosialisasi, berkeliling menemui komunitas, dan memperkenalkan diri kembali kepada pemilih guna untuk memperkuat konstituen di akar rumput sehingga bisa meningkatkan popularitas dan elektabilitasnya,” katanya.
Sayangnya, survei yang dilakukan oleh LANSKAP tersebut tidak menjelaskan alasan penurunan elektabilitas pasangan H. Mo-Novi tersebut. Padahal berdasarkan pengalaman dari Pilkada di beberapa daerah, pasangan incumbent seringkali unggul dibanding dengan pendatang baru.
Namun demikian, masyarakat pemilih tentunya lebih faham mana pilihan kepala daerah terbaiknya dalam memimpin Kabupaten Sumbawa untuk 5 tahun mendatang. (Hermansyah)