JAKARTA, Harnasnews – Direktur eksekutif ETOS Indonesia Institute Iskandarsyah memberikan tanggapan terkait debat capres yang disiarkan hampir seluruh stasiun TV di Indonesia.
Menurutnya, debat yang diselenggarakan oleh KPU itu sangat menarik, hanya saja ada pemandangan tak elok yang dipertontonkan oleh salah satu capres, karena terlihat emosional.
“Dari tiga kandidat yang ada, dua terlihat profesional dari narasi-narasi yang disampaikan, capres nomor urut 2 seperti tak bisa mengendalikan emosinya,” ujar Iskandar kepada wartawan di Jakarta, Rabu (13/12/2023).
Iskandar mengungkapkan, sikap Prabowo Subianto yang menunjukkan karakter aslinya yang emosional itu sangat berpengaruh pada penilaian masyarakat.
Di mana selama ini hasil surveinya selalu menempati posisi puncak. Jadi, kata dia, publik sudah bisa menganalisa dengan jernih apakah hasil survei itu objektif atau pesanan.
“Berpengaruh tidak?, ya pastinya lah, ini mau jadi orang nomor satu di Indonesia, jika emosinya tak bisa terkendali ya repot. Ngurus rakyat yang hampir 270 juta dengan emosi ya berantakan lah,” kata Iskandar.
Kata Iskandar, sikap Prabowo yang tampak emosional saat debat capres itu menjadi preseden buruk bagi masyarakat. Pasalnya, sebagai figur yang selama ini kerap disanjung “Gemoy” ternyata tidak sesuai dengan faktanya.
“Seperti kita ketahui bahwa istilah Gemoy sebenarnya merujuk pada ungkapan akan sesuatu yang lucu dan menggemaskan. ‘Gemoy’ sendiri merupakan hasil plesetan dari ‘gemas’. Nah, jika kita menonton gaya debat Prabowo kemarin di stasiun tv, apakah dia pantas disebut gemoy,” terang Iskandar.
Lebih lanjut, program debat sudah diatur dalam undang-undang Pemilu, yakni memberikan kesempatan kepada seluruh kandidat capres/cawapres guna menyampaikan gagasan-gagasan yang mengedukasi rakyat.
“Jika kita lihat debat yang dipertontonkan oleh salah satu kandidat capres kemarin, rakyat jadi takut nantinya,” tegasnya.
Terkait dengan kesimpulan hasil debat yang diselenggarakan oleh KPU kemarin, Iskandar mengatakan bahwa Prabowo sepertinya ingin maju pilpres tapi bukan untuk menang.
“Jika Prabowo ingin memenangi pilpres seharusnya menyampaikan gagasan yang edukatif dan memberikan data dan fakta. Bukan sebaliknya, malah menunjukkan sikap emosionalnya.
“Ini tentu tanggung jawab tim sukses, bila perlu mengingatkan gaya debat Prabowo agar tidak terulang seperti kemarin. Kasihan dong masa setiap nyapres kalah terus,” ucap Iskandar. (SGY)