JAKARTA, Harnasnews – Di tengah merenggangnya hubungan antara PDI Perjuangan dengan Presiden Joko Widodo, elektabilitas PDIP terancam disalip oleh Gerindra.
Menurut data dari sejumlah lembaga survei periode 25-27 Desember 2023, elektabilitas PDIP berada di posisi kedua dengan 17,5%. Posisi pertama ditempati Partai Gerindra dengan 17,9%.
Elektabilitas PDIP sempat berada di posisi puncak ketika Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden.
Seperti diketahui, survei Indikator Politik yang dilakukan pada 25-27 Desember 2023 menyatakan elektabilitas Gerindra menyalip PDIP. Elektabilitas Gerindra 17,9 persen, sementara PDIP 17,5 persen.
Akan tetapi, survei Indikator Politik Indonesia terbaru bulan Januari 2024 menyatakan PDIP kembali dipucuk. Gerindra di urutan kedua.
Lalu Survei Polling Institute yang dilakukan Desember 2023 juga demikian. Elektabilitas Gerindra 18,8 persen, sementara PDIP 17,7 persen.
Kemudian hasil survei LSI Dennya JA menyatakan elektabilitas Gerindra 19,5 persen dan PDIP 19,3 persen. Survei dilakukan pada 20 November hingga 3 Desember 2023.
Merespon sejumlah lembaga survei terkait dengan elektabilitas PDIP yang disalip oleh partai Gerindra, Kepala Badan Pemenangan Pemilu PDIP Bambang Wuryanto menegaskan bahwa biaya yang harus dikeluarkan untuk survei level nasional mencapai Rp1,2 miliar. “Survei nasional itu harganya tidak kurang dari Rp1,2 miliar,” keta Bambang di Semarang, baru-baru ini.
Hal tersebut dikatakan pria yang akrab Bambang Pacul menanggapi sejumlah hasil survei yang menyatakan elektabilitas PDIP disalip Gerindra.
Jika ada survei yang menyatakan PDIP disalip partai lain, Pacul menganggap maklum. Hasil survei, kata dia, akan disesuaikan dengan kehendak pemesan lalu dirilis ke publik.
“Jadi ketika orang mensurvei dengan nilai segitu kemudian dirilis biasa saja, kira-kira gimana pendapatmu? Memang dia lembaga sosial, enggak, survei is bussiness”, ucapnya.
Dia menjelaskan bahwa PDIP tetap optimis untuk kembali menang di Pemilu 2024. Pacul menyebut selalu optimis berdasarkan data. PDIP juga punya peta jalan dalam menghadapi Pemilu 2024.
“Optimisme tentu dibangun, tapi optimisme tanpa data, tanpa jalan perjuangan itu adalah optimisme utopi, kami bukan utopi, kami punya peta jalan pertempuran, kami punya data”, ungkapnya. **