JAKARTA, Harnasnews – Baru-baru belakangan ini, berkembang isu terkait dengan wacana percepatan Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar.
Wacana itu pun akhirnya menimbulkan pro dan kontra bagi loyalis Airlangga Hartarto sebagai Ketum Golkar maupun pihak-pihak yang tidak puas dengan kepemimpinan partai berlambang pohon beringin itu.
Menyikapi hal tersebut, Politisi muda Partai Golkar Syamsul Rizal Hasdy menyakini bahwa tidak akan mungkin terjadi percepatan Munas seperti isu yang berkembang saat ini.
“Saya bisa meyakini seribu persen, tidak akan mungkin terjadi terkait Munas di percepat itu, saya yakin tidak akan mungkin, karena semua kader Golkar memahami Ad/Art,” kata Syamsul Rizal Hasdy usai menghadiri acara halal bihalal Partai Golkar, di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Senin (15/4/2024).
Eks Wasekjen DPP AMPI ini mengatakan, bahwa tidak ada alasan untuk mempercepat Munas. Jika melihat fakta, bahwa dibawah kepemimpinan Airlangga Hartarto Partai Golkar menang dan sukses.
“Karena fakta dan realitanya pak Airlangga menang, kepemimpinannya berhasil, pilegnya berhasil pilpresnya pun berhasil. Terlepas itu ada aspek-aspek politik yang lain, ya memang politik seperti itu,” ucap Syamsul Rizal.
Lebih lanjut, Syamsul Rizal mengajak kepada semua kader, terutama beberapa para oknum senior dibelakang layar, untuk tidak memainkan isu-isu yg tidak produktif tersebut
“Saya tahu ada beberapa senior yang lagi pada kumpul-kumpul memainkan dinamika-dinamika ini, saran saya sebaiknya para oknum senior ini mendingan jadi Tutwuri Handayani saja, sekarang toh pak Airlangga masih muda masi punya peluang menjadi ketua umum dan menurut saya kenapa tidak kalau keberhasilan beliau itu, kita jadikan acuan, rujukan, plus konstitusi karena memang pak Airlangga tidak menyalahi konstitusi organisasi jadi kita lanjutkan saja,” ucap Syamsul.
Menurut Syamsul, memang pro kontra pasti ada. Apalagi isu tersebut berkembang bahwa ada sekelompok orang yang mendorong percepatan Munas Golkar.
“Jadi ada pro kontra, ada yang mau sesudah penetapan pilpres ada juga yang mau di Desember. Jadi hemat saya, Golkar itukan partai yang taat azaz, partai yang selalu berdinamika dengan konstitusi organisasi. Sehingga tidak bisa kita pungkiri, Golkar itu memang selalu berselancar dalam dinamika politik yang tepat selama ini,” kata MSR sapaan akrabnya.
Ada upaya penggembosan percepatan munas inikan sebenarnya endingnya cuma satu saja, ada yang mau cawe cawe ikut mengatur di Kabinet Pak Prabowo. Sementara, pak Airlangga berdarah-darah, masa mau menari-nari diatas keberhasilan orang lain, kan tidak etis. Coba kita berpolitik dengan Dialektika.
Lebih jauh, Syamsul pun mengetahui ada wacana yang berkembang dimana ada beberapa senior yang mencoba mengkoordiniri beberapa junior yang sebenarnya ini komunitas kecil yang sebenarnya tidak signifikan juga dari aspek kekuatan politik.
“Kalau saya justru berfikir, lebih baik para senior itu kan ending politik itu kompromi, lebih baik datang bersilaturahmi kepada pak Airlangga lalu kita berfikir Golkar lebih besar, bagaimana Golkar menentukan arah bangsa bagaimana Golkar memikirkan kondisi bangsa dan nasib bangsa saat ini dan ke depan,” ungkapnya.
Syamsul berharap bahwa senior-senior yang membangun opini tentang percepatan munas ataukah munaslub atau berupaya untuk segera menghentikan upaya tersebut.
“Apalagi saat ini ada upaya untuk menggembosi Pak Airlangga ke beberapa elit negara, tapi penegasan saya baiknya hentikan saja gerakan gerakan politik Nebang Pucuk. Golkar itu kan menganut tradisi Demokrasi dengan azas Musyawarah Mufakat dan Gotong Royong, Jadi mari kita rajut semua keluarga besar Golkar ini untuk kemajuan Bangsa dan Negara yang kita cintai ini” tutur Syamsul Rizal. (Red)