BENGKULU, Harnasnews – Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Kabupaten Bengkulu Tengah, Evi Susanti dikabarkan telah mendapatkan surat rekomendasi dari Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai NasDem untuk maju sebagai calon bupati pada pilkada yang akan digelar 27 November mendatang.
Meski telah mendapat restu dari Ketua Harian DPP Gerindra Prof. Sufmi Dasco, namun sayangnya hingga saat ini partai besutan Prabowo Subianto itu belum juga mengeluarkan surat rekomendasi kepada Evi Susanti.
Pengamat politik dari Etos Indonesia Institute, Iskandarsyah mengatakan, seharusnya DPP Gerindra tidak ada alasan untuk mengeluarkan rekom Evi Susanti sebagai kader potensialnya maju di Pilkada Bengkulu Tengah.
Padahal, jika melihat konfigurasinya, Evi Susanti yang telah mendapatkan bakal calon bupati yaitu Rico Zaryan Saputra itu merupakan paket komplit. Yakni sebagai representasi putri daerah dan masyarakat pendatang.
Bicara soal pengalaman, kata Iskandar, kiprah Evi Susanti di panggung politik sudah tidak diragukan lagi. Selain sebagai Ketua DPC Partai Gerindra Bengkulu Tengah, (Evi) juga merupakan anggota DPRD 4 periode dan merupakan salah satu pimpinan dewan. Jadi menurut dia, Gerindra akan merugi jika merekomendasikan bakal calon kepala daerah dari luar kader.
“Jangan sampai ada kesan bahwa Gerindra partai yang transaksional. Seperti jika ada kader tak miliki logistik kuat maka tak dapat rekom, sementara kalau ada kader dari luar Gerindra namun memiliki uang banyak maka direkomendasikan. Ini artinya politik dagang sapi. Jadi wajar jika nanti setelah terpilih, mereka merampok APBD,” ujar Iskandar seperti melalui keterangan tertulisnya yang diterima wartawan, Rabu (13/8/2024).
Iskandar juga menyayangkan adanya isu yang berkembang bahwa DPP Gerindra bakal mengusung calon kepala daerah di luar kader untuk maju pada pilkada Bengkulu Tengah. Dan kabarnya DPP Gerindra akan memberikan surat rekomendasi kepada mantan Sekda Bengkulu Tengah, bukan kepada Evi Susanti.
“Jika itu terjadi kami memprediksi Gerindra tengah menciptakan perpecahan di internalnya. Selain itu, kami menuding Gerindra dinilai telah mengkhianati para kader yang selama ini ikut berdarah-darah untuk memperjuangkan partai,” katanya.
Oleh karenanya, Iskandar kembali mengingatkan agar Gerindra belajar dari PDIP. Jangan sampai memberikan karpet merah bagi calon kepala daerah yang nonkader untuk berkontestasi di Pilkada, setelah itu partai ditinggal.
“Jangan sampai elit partai Gerindra sebagaimana kata pepatah. ‘habis manis sepah dibuang’. Jika di PDIP ada kader yang mengkhianati partai tapi di Gerindra justru sebaliknya, DPP itu sendiri yang tak menghargai perjuangan kadernya,” ujar Iskandar.
Dia juga mengapresiasi ikhtiar politik Evi Susanti untuk berjuang maju sebagai calon kepala daerah di Bengkulu Tengah. Di antaranya telah mengantongi surat B1 KWK dari Partai NasDem dan PAN dengan jumlah 5 kursi di DPRD kabupaten Bengkulu Tengah.
Iskandar juga memprediksi pasangan Evi-Rico berpeluang memenangkan pilkada Bengkulu Tengah. Sebagai indikatornya, pasangan tersebut telah mempunyai kesanggupan dan kemampuan dana yang memadai.
“Saat ini Gerindra di Bengkulu Tengah memiliki 3 kursi, jika digabungkan dengan PAN dan NasDem maka menjadi 8 kursi, tentunya dapat menjadi kekuatan yang dahsyat pagi pasangan Evi-Rico dan potensi menangnya sangat besar,” jelasnya.
Selain itu, berdasarkan survei Etos Indonesia, pasangan Evi-Rico memiliki elektabilitas yang tinggi. Dan tak kalah penting bahwa pasangan ini telah mempunyai tim pemenangan hingga ke desa dan kecamatan yang tersebar di Kabupaten Bengkulu Tengah. (Red)