
JAKARTA, Harnasnews – Persaudaraan Liga Mahasiswa Nasional Demokrasi (LMND) Bangka Belitung meminta Presiden Prabowo Subianto agar mencopot Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Satryo Soemantri Brodjonegoro yang dinilai bersikap arogan terhadap pegawainya.
Koordinator aktivis LMND Ricky Banjarnahor menilai sikap arogansi Satryo selaku Mendiktisaintek telah mencoreng Presiden Prabowo Subianto di tengah penilaian terhadap 100 hari kerja pemerintahannya.
“Sebagai Mendiktisaintek, Satryo seharusnya memberikan keteladanan yang baik terhadap jajaran di bawahnya. Peraih gelar Ph.D di bidang teknik mesin dari University of California, Berkeley, USA itu sangat tidak pantas menunjukkan sikap yang temperamen apalagi bersikap kasar kepada pegawai di lingkungan kementerian,” kata Ricky kepada wartawan di Jakarta, (Senin (20/1/2025).
Padahal kata Ricky, Mendiktisaintek sebelumnya mengatakan bahwa pihaknya akan mengedepankan kualitas pendidikan tinggi dalam rangka menyiapkan talenta menuju Indonesia Emas 2045.
“Jika karakteristiknya yang pemarah dan menganggap paling hebat di dalam lingkungan kerjanya, jangan harap Indonesia Emas 2045 itu terwujud. Justru yang terjadi Indonesia Cemas, karena sosok yang seharusnya menjadi panutan para pelajar dan pendidik malah mencontohkan sikap yang arogannya,” ucap Ricky.
Oleh karena itu, Ricky mendesak kepada Presiden Prabowo Subianto segera mengevaluasi Satryo Soemantri Brodjonegoro sebagai Mendiktisaintek.
“Sebab Survei Litbang Kompas periode Januari memperlihatkan bahwa tingkat kepuasan publik terhadap 100 hari kinerja pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka sangat tinggi. Jangan sampai penilaian yang baik itu tercoreng hanya lantaran ulah segelintir menterinya yang berperangai tak baik kepada bawahannya,” tegasnya.
Sebelumnya, sosok Satryo Soemantri Brodjonegoro baru-baru ini viral karena kena protes ASN. Mendiktisaintek itu diduga kerap melakukan tamparan dan sering memecat pegawainya di kantor. Akhirnya, para ASN melakukan protes dan demo.
Adapun aksi puluhan pegawai ASN ini berlangsung di depan kantor Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) di Jalan Pintu Senayan, Jakarta Selatan, Senin (20/1/2025) pagi.
Aksi demo tersebut dilakukan untuk mengecam dugaan pemecatan pegawai kementerian. Dalam video yang beredar di media sosial, khususnya media platform X terlihat peserta demo memakai pakaian berwarna hitam dan membentangkan spanduk protes terhadap Satryo Soemantri Brodjonegoro.
“Institusi Negara Bukan Perusahaan Pribadi Satryo dan Istri,” tulis spanduk aksi tersebut.
Ketua Paguyuban Pegawai Ditjen Dikti, Suwitno, mengatakan selama ini prosedur mutasi jabatan di Kemendiktisaintek dilakukan secara tidak sesuai prosedur.
“Perubahan kementerian kalau soal pergantian jabatan pimpinan itu hal yang biasa. Tapi dengan cara-cara yang tidak elegan, cara-cara tidak fair, cara-cara juga tidak sesuai prosedur,” ujar Suwitno.
Salah satu puncak dari kekecewaan mereka adalah pemecatan salah satu pegawai di bagian rumah tangga Kemendiktisaintek, yakni Neni Herlina, Pranata Humas Ahli Muda dan Pj. Rumah Tangga.
Suwitno berujar, seharusnya proses pendisiplinan pegawai dilakukan secara prosedural. “Kalau pegawai melakukan kesalahan, itu kan bisa ditindaklanjuti dengan penjatuhan hukuman disiplin. Tapi harus jelas prosedurnya, ini tidak dilakukan sama sekali,” tuturnya.
Sebelum ditunjuk menjadi menteri, Satryo dikenal sebagai ilmuwan dan pernah menjadi Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Namanya sendiri sudah tak asing di dunia riset dan kependidikan. Satryo lahir di Delft, Belanda pada 5 Januari 1956. Pada latar belakangnya, dia diketahui sebagai anak dari Soemantri Brodjonegoro yang pernah menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia tahun 1973.
Satryo meraih gelar Ph.D di bidang teknik mesin dari University of California, Berkeley, USA tahun 1985. Sebagai ilmuwan, laman AIPI menyebutnya memiliki tulisan ilmiah mencapai lebih dari 99 publikasi. Pada sepak terjangnya, Satryo bukan nama baru di dunia pendidikan tinggi. Sekitar 1992, dia pernah dipilih menjadi Ketua Jurusan Teknik Mesin ITB. (Pri)