Di Hadapan Ratusan Mahasiswa UGM, Menteri Rini Paparkan Strategi Memimpin Kementerian BUMN
YOGYAKARTA,Harnasnews.Com – Dalam rangka memberikan pemahaman tentang kepemimpinan dalam Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Menteri BUMN, Rini M. Soemarno memberikan kuliah umum bertema ‘Executive Series: Nurturing and Managing Leaders In State- Owned Enterprises of Indonesia ‘ bagi mahasiswa Program Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM) di Auditorium Kampus UGM Yogyakarta pada pada Kamis (12/04/2018).
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Rini memaparkan tentang strategi pengelolaan 143 BUMN yang bernaung di bawah Kementerian Badan Usaha Milk Negara. Menurut Rini, BUMN sebagai korporasi milik negara dalam praktiknya harus dikelola secara profesional, transparan dan mampu menciptakan nilai serta berkontribusi bagi negara. Oleh karena itu dirinya mengakui memiliki peran dan tanggung jawab besar untuk terus menjadikan BUMN-BUMN semakin kuat dan bertahan di masa-masa mendatang.
Untuk dapat mengelola BUMN secara profesional, menurut Rini, standarisasi pengelolaan berupa kompetensi dan kualifikasi wajib ditetapkan bagi Direksi yang memimpin BUMN.
“Tugas saya sebagai Menteri BUMN adalah membuat program-program dimana BUMN-BUMN ini dapat dikelola dengan baik. Dan yang utama adalah bahwa BUMN adalah Badan Usaha Milik Negara yang berarti dimiliki oleh rakyat Indonesia sehingga harus dikelola secara profesional, harus mencetak keuntungan dan di saat yang sama juga harus menjadi agen pembangunan. Di tahun 2017, aset BUMN tercatat sebesar Rp 7.212 Triliun, meningkat dari sebelumnya Rp 4.387 Triliun di tahun 2014,” jelas Rini.
Dalam menjalankan perannya, Rini juga terus mendorong BUMN untuk mampu menjalankan fungsinya sebagai agen pembangunan yang turut mendukung pertumbuhan ekonomi bangsa. BUMN hadir dalam setiap pelaksanaan proyek-proyek strategis nasional yang mendukung perekonomian Indonesia secara langsung seperti pembangunan tol laut, darat dan udara serta proyek-proyek yang mendukung peningkatan elektrifikasi dan pemertaan ekonomi di wilayah terluar.
Dalam tiga tahun terakhir, tercatat sudah 568 km jalan tol telah dibangun, atau hampir mencapai panjang jalan tol yang dibangun sejak tahun 1980 hingga tahun 2014 yang tercatat sepanjang 700 km. Di sisi lain, rasio elektrifikasi Indonesia saat ini sudah mencapai 95% yang didukung dengan peningkatan kapasitas pembangkit listrik yang mencapai 17.000 MW atau sudah melampaui 50% dari yang ditargetkan pemerintah sebesar 35.000 MW hingga 2019.
“BUMN juga bukan hanya tumbuh dari modal negara, tetapi juga dari pinjaman secara komersial. Jadi di satu sisi kita bayar hutang, kita juga harus bayar pajak, dividen kepada negara. Jika BUMN mampu meningkatkan nilai perusahannya maka kita juga mampu meningkatkan kekayaaan negara. Oleh karean itu, balancing itu harus terjaga dengan baik. Ini yang kita harus jalankan dan bukan hal yang mudah. Di satu sisi harus meningkatkan profit, namun di saat yang sama kita harus menjalankan penugasan pemerintah,” ujar Rini.
Rini juga menjelaskan tentang pentingnya peningkatan daya saing dan peran BUMN dalam pembangunan nasional melalui kekuatan skala ekonomis dan holdingisasi serta sinergi. Sinergi BUMN akan meningkatakan efisiensi dan menguatkan BUMN yang satu terhadap BUMN yang lain yang pada akhirnya mampu mendorong kekuatan BUMN untuk mengakselerasi pembangunan proyek-proyek strategis nasional melelaui sebuah pengelolaan yang terintegrasi. Sinergi BUMN juga membuat BUMN itu lebih tertata secara profesional dan dinamis, bisa mengikuti perkembangan dunia.
“ Saya selalu mengajak Direksi-direksi BUMN untuk ikut ke lapangan, untuk secara nyata melihat kondisi masyarakat di pelosok-pelosok daerah. Saya juga menekankan Budaya BUMN sebagai “satu keluarga besar korporasi” yang dimiliki oleh negara yang berarti juga dimiliki oleh rakyat sehingga BUMN harus memiliki empati kepada bangsa dengan menciptakan nilai dan mendorong pertumbuhan ekonomi’ tegas Rini.(Red/Dar)