Agrobisnis dan Agroteknologi Sebagai Orientasi Revitalisasi Pendidikan Vokasi di Jatim
SURABAYA,Harnasnews.com – Bidang agrobisnis dan agroteknologi menjadi salah satu orientasi revitalisasi pendidikan vokasi di Provinsi Jatim. Pasalnya, potensi agro di Jatim sangat besar sekali baik sisi primer maupun sekunder. Bahkan, dengan teknologi sederhana, Jatim surplusnya Rp 164 triliun dibanding dengan provinsi lain.
Hal itu disampaikan Gubernur Jatim Soekarwo usai membuka Seminar Nasional dan Pameran Karya SMKN 12, Agrobisnis dan Agroteknologi sebagai Orientasi Revitalisasi Pendidikan Vokasi di Jatim, di Jatim Expo. Menurut dia, potensi itu harus diisi oleh pendidikan yang terarah yang dinamakan rekonstruksi pendidikan. “70 persen pendidikan vokasional harus terstandarisasi minimal BSN,” katanya.
Pakde Karwo, sapaan akrab Soekarwo, melanjutkan, pendidikan vokasional bisa melalui dua cara. Pertama pendidikan formal SMK, kedua dual track SMA serta Aliyah. “SMA dan Aliyah harus ada pendidikan vokasionalnya. Kalau tidak kita bisa pada posisi sulit,” terangnya. Untuk itu Pemprov Jatim menarget tahun 2019 komposisi 70 persen SMK dan 30 persen SMA tuntas.
Pakde Karwo sapaan akrab Gubernur Jatim menjelaskan, saat ini Jatim memiliki 1.996 SMK dengan jumlah lulusan 220.958, namun hanya 64,11 persen yang bisa diterima di industri. Hal ini menunjukkan bahwa dari total SMK yang ada di Jatim, 40 persennya kualitas lulusannya belum terstandar. Sedangkan total tenaga kerja terampil di Jatim baik dari lulusan SMK, SMK Mini, BLK, dan Politeknik sebanyak 234.088 orang.
“Lowongan tenaga kerja yang tersedia di Jatim mencapai 390 ribu hingga 400 ribu dan baru bisa dipenuhi 234 ribu, oleh sebab itu kita masih kekurangan tenaga terampil sekitar 100 ribu lebih,” ungkapnya.