Penetapan Harga Acuan Dinilai Dilematis Bagi Peternak Ayam
JAKARTA, Harnasnews.com – Kebijakan pemerintah terkait penetapan harga acuan dinilai tidak adil bagi para peternak ayam, hal itu dikarenakan kenaikan harga jagung sebagai bahan dasar pakan ayam.
Untuk itu pemerintah dituntut untuk memberikan solusi agar tercipta keseimbangan antara harga produsen dengan pengecer.
Diketahui, persoalan harga telur turun tidak berimbang dengan biaya produksi. Jagung sebagai bahan dasar pakan ayam mengalami kenaikan. Hal ini membuat peternak merasa kesulitan.
Pada bagian lain, pemerintah mengeluarkan kebijakan melalui Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) NO.58 Tahun 2018 Tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian Di Petani Dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen.
Wakil Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (PINSAR) Edy Wahyuddin mengatakan, saat ini pemerintah telah mengeluarkan kebijakan harga batas bawah dan atas sebesar Rp 18-20 ribu. Harga tersebut dinilainya masih mendatangkan kerugian kepeternak ayam lantaran masih tingginya harga jagung.
“Harga acuan ini seperti memberi pengertian kepada para pelaku pasar bahwa harga dibawah 18 ribu rupiah itu peternaknya akan rugi. Kalau di atas itu dianggap terlalu tinggi. Dan upaya ini dari pemerintah agar inflasi tidak terlalu tinggi.” terang Edy Wahyudin melalui sambungan telepon, Senin (19/11).
Menurut Edy, harga acuan yang sudah ditetapkan oleh Kemendag menjadi harapan baginya agar peternak bisa mengestimasi keuntungan dan usahanya terus berjalan. Namun meskipun harga telur turun sejak memasuki bulan September – Oktober dan berlanjut di pertengahan September hingga minggu pertama November, keuntungan yang di dapat begitu tipis.
“Faktanya harga telur di Blitar sudah mencapai 18600-19000 per kg. Artinya peternak dalam kondisi normal harusnya untung. Tetapi saat ini biaya produksi naik akibat jagung yang tinggi,”ujar Edy.
Dengan demikian Pinsar berharap pemerintah bisa memberikan solusi terkait kenaikan harga jagung yang berpengaruh terhadap biaya produksi telur. Sehingga bisa harga telur di pasaran bisa terjaga melalui harga acuan yang sudah ditetapkan. (Daeng)