JAKARTA, Harnasnews.com – Fakta baru mengenai jatuhnya maskapai Lion Air JT-610 terungkap. Sebelum terbang dengan nomor penerbangan JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang, Lion Air dengan jenis pesawat Boeing 737 MAX 8 terbang dengan rute Denpasar-Jakarta.
Pesawat PK-LQP itu sempat bermasalah. Namun, seorang pilot yang sedang tidak bertugas berada dalam kokpit. Dia mendiagnosis permasalahan tersebut.
Dilaporkan Bloomberg, Rabu (20/3), ketika itu pilot tersebut mendiagnosis masalah dengan tepat dan memberi tahu rekan kerjanya mengenai cara menonaktifkan sistem kontrol penerbangan yang tidak berfungsi. Pilot ini mengatakan kepada rekan kerjanya untuk memutus tenaga ke motor yang menggerakkan hidung pesawat ke bawah. Berkat pilot tersebut, rute penerbangan Lion Air dari Bali ke Jakarta dapat mendarat dengan selamat.
Keesokan harinya, pesawat tersebut kembali terbang di bawah kru yang berbeda dengan tujuan Jakarta-Pangkalpinang. Pesawat dengan nomor penerbangan JT-610 ini menghadapi kegagalan fungsi yang identik, dan tidak dapat dikendalikan oleh pilot sehingga jatuh ke perairan Karawang serta menewaskan 189 penumpang dan awak.
Laporan ini sebelumnya tidak pernah diungkapkan oleh maskapai Lion Air, dan merupakan petunjuk baru tentang bagaimana pilot menghadapi kegagalan fungsi pada Boeing 737 MAX 8. Kehadiran pilot yang sedang non-aktif dalam penerbangan Bali-Jakarta tersebut tidak terdapat dalam laporan Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT). Maskapai Lion Air menolak memberikan keterangan lebih lanjut terkait hal tersebut.
“Semua data dan informasi yang kami miliki dan data pesawat telah diserahkan kepda KNKT. Kami tidak dapat memberikan komentar tambahan pada tahap ini karena penyelidikan sedang berlangsung,” ujar juru bicara Lion Air, Danang Prihantoro melalui sambungan telepon.