Bupati Jayapura Hadiri Pelantikan Pengurus Baru PDHI Cabang Papua

SENTANI,Harnasnews.com  – Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, S.E., M.Si., mewakili Gubernur Papua, Lukas Enembe, S.IP., M.H., menghadiri acara pelantikan pengurus Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Papua periode 2019-2023, Rabu (8/5/2019) kemarin sore di Grand Allison Hotel, Kota Sentani, Kabupaten Jayapura.

Acara pengukuhan yang dilakukan hari ini (kemarin) dirangkai dengan acara buka puasa bersama dan seminar profesi.

Pelantikan PDHI Cabang Papua langsung dipimpin oleh drh. H. M. Munawaroh, M.M., sebagai Ketua Umum Pengurus Besar (PB) PDHI.

Setelah dibacakan SK pengurus PDHI oleh Ketua Umum PB PDHI, pada proses pengukuhan drh. I Nyoman Polos, resmi dilantik sebagai Ketua PDHI Cabang Papua.

Ketua PDHI Cabang Papua terpilih I Nyoman Polos menyampaikan, bahwa dirinya bersama jajaran pengurus akan bekerja maksimal, sehingga kehadiran para dokter hewan dan organisasi profesi dokter hewan memberi manfaat bagi pembangunan peternakan di Provinsi Papua. I Nyoman Polos juga mengatakan, pihaknya akan menggunakan segala potensi yang ada agar organisasi profesi ini dapat berjalan dengan baik.

“Untuk itu, kami mengajak semua pengurus dan anggota, pembina serta PB PDHI dapat mendukung kami. Sehingga dapat menjalankan program dan juga kegiatan sesuai dengan yang di rencanakan. Mudah-mudahan kami sebagai pengurus PDHI Cabang Papua yang baru, dapat menjalankan tugas sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART),” ujarnya.

Mathius Awoitauw dalam sambutannya memberikan ucapan selamat kepada pengurus baru PDHI Cabang Papua periode 2019-2023. Mathius dalam kesempatan ini tak lupa juga menyampaikan tentang tugas, pokok dan fungsi selaku dokter hewan.

“Saya selaku pimpinan daerah mengharapkan dokter hewan harus membuat program lompatan agar pembangunan peternakan secara nasional, khususnya di Papua ini bisa menjadi lebih maju. Misalnya membuat e-Peternakan. Dengan adanya sebuah program yang inovatif, maka pintu masuk dan pintu keluar ternak bisa terpantau dengan baik, terlebih dengan penetapan Papua sebagai lumbung pangan nasional,” tegas Mathius Awoitauw.

Lanjutnya, menelusuri sejarah berdirinya Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI), maka PDHI adalah organisasi profesi yang bersifat independen, didirikan pada tanggal 9 Januari 1953 di Lembang, Jawa Barat.

PDHI merupakan organisasi non profit nasional yang mewakili dan melayani kepentingan profesi veteriner atau dokter hewan di negaranya dan harus memiliki komitmen untuk mengupayakan pencapaian terbaik (Excellence) dari profesinya dan untuk pelestarian hewan dan kelestarian ekosistem seperti manusia, hewan, tumbuhan dan juga lingkungan.

“Sebagai stokeholder atau mitra kerja, dokter hewan diharapkan mampu menjadi problem solver persoalan global dalam mewujudkan masyarakat yang sehat dan sejahtera melalui kesehatan hewan (Manusya Mriga Satwa Sewaka). Untuk menjalankan peran dan tanggungjawab sebagaimana disampaikan diatas, profesi ini memiliki peraturan perundang-undangan yaitu UU Nomor 41 Tahun 2018 tentang peternakan dan kesehatan hewan yang mampu memberikan kedudukan hukum yang jelas kepada profesi ini seperti halnya dengan profesi medik lainnya,” paparnya.

Sambungnya, secara nasional kita masih menghadapi wabah penyakit zoonosis seperti rabies, flu burung, brucelosis dan penyakit hewan strategis lainnya. Dokter hewan berkontribusi dalam bidang-bidang yang krusial, seperti penyediaan pangan asal ternak yang aman, sehat, utuh, halal. Penjaminan keamanan bahan pangan asal hewan, cemaran residu antibiotik dan hormon.

“Maka itu, dokter hewan harus mampu menjadi polisi veteriner dalam pengadaan pangan tersebut, dari hulu sampai hilir. Bahkan sampai ke meja makan konsumen. Pengawasan pengadaan pangan oleh dokter hewan harus dilaksanakan sejak pengadaan ternak, serta penelitian untuk kedokteran perbandingan,” tukasnya.(Red/Ed)

Leave A Reply

Your email address will not be published.