Butuh Peran OSIS dan Tenaga Kependidikan,Wujudkan Sekolah Ramah Anak
Surabaya,Harnasnews.com – Dinas Pendidikan Jawa Timur mendorong terciptanya sekolah ramah anak. Melalui sekolah ramah anak diharapkan bisa mewujudkan suasana yang semakin kondusif untuk belajar dan menghargai serta memenuhi hak-hak anak.
Kemarin (12/6), Dispendik Jatim melalui bidang Pembinaan SMA memberikan penghargaan kepada delapan SMA di Jatim sebagai sekolah ramah anak.
PLT Kepala Dinas Pendidikan Jatim Hudiyono mengatakan, sekolah ramah anak bisa terwujud dengan menerapkan komponen tertentu. Setidaknya ada enam komponen penting dalam sekolah ramah anak. Di antaranya kebijakan terkait sekolah ramah anak, pelaksanaan proses pembelajaran, dan tenaga kependidikan yang terlatih hak anak.
Selain itu, juga sarana dan prasarana, partisipasi anak, partisipasi orang tua dan lembaga masyarakat, serta dunia usaha dan pemangku kepentingan lain, juga alumni. “Setidaknya setiap sekolah mempunyai taman ilmu untuk memfasilitasi anak-anak dalam berdiskusi,” tuturnya.
Kepala Bidang Pembinaan SMA Dispendik Jatim Ety Prawesty mengatakan, tantangan untuk menerapkan sekolah ramah anak masih cukup banyak. Salah satunya dari tenaga kependidikan. Sebab belum semua guru memahami tentang sekolah ramah anak.
“Gaya mengajar menyesuaikan dengan kondisi anak milenial supaya tidak bosan. Sebab, mengajar yang membosankan bisa termasuk tidak ramah anak,” katanya.
Selain itu, kekerasan di sekolah juga harus semaksimal mungkin ditekan. Baik kekerasan guru terhadap anak dan anak terhadap guru. Guru, ujar Ety, juga harus memahami cara menghadapi anak. “Karena karakteristik anak beda-beda. Kepedulian kepada anak harus lebih tinggi,” jelasnya.
Untuk itu, dibutuhkan komitmen dari seluruh warga sekolah. Tak kalah penting adalah mengoptimalkan peran OSIS. Caranya dengan melakukan revitalisasi OSIS. Yakni dengan memfungsikan OSIS dan melakukan pendekatan dan pengawasan sebaya. “Kepentingan anak untuk mengambil keputusan juga harus diakomodasi. Termasuk dalam ekstrakurikuler,” katanya.
Menurut dia, jika semua hal tersebut direalisasikan maka akan bagus untuk terciptanya sekolah ramah anak. Ke depan, ujar dia, sekolah ramah anak akan terus didorong dan diwujudkan. “Harus ada komitmen atau pakta integritas untuk mencegah kekerasan anak,” jelasnya.[PUL]