Pengamat: Jokowi Perlu Mengangkat Menteri Dari Tokoh Muda

JAKARTA, Harnasnews.com – Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Gun Gun Heryanto mengatakan di periode kedua kepemimpinan, presiden Joko Widodo memiliki kesempatan untuk membentuk 34 pos kementerian yang diatur berdasarkan undang-undang.

“Kalau dilihat dari polanya, pembentukan 34 pos kabinet di Indonesia, Jokowi akan melakukan pola yang sama,” ujar Gun Gun dalam diskusi komunikasi politik bertema “Rekonsiliasi Bangsa Pasca Kontestasi Pilpres 2019 dan Putusan MK di Jakarta, Kamis (4/7) malam.

Menurut Gun Gun, dalam menentukan kabinetnya presiden Jokowi akan menggunakan pola lama yaitu dengan melakukan pertimbangan geopolitik.

“Contohnya ada salah satu menteri yang merepresentasi orang timur. dan merepresentasikn wilayah wilayah besar di Indonesia. Termasuk menjadi simbolik dorongan Jokowi pada wilayah tertentu,” ucapnya.

Dikatakannya, kalau presiden Jokowi memiliki komitmen membangun Indonesia dari daerah, tentunya ada menteri dari Papua dan beberapa wilayah lain.Dan itu sebetulnya pola lama dan sudah berlangsung dari zaman orde baru.

Yang kedua kedua, lanjut Gun Gun, Jokowi akan membentuk kabinet pendekatan halayak kunci. Maka di postur kabinet Jokowi akan ada orang Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Atau representasi komunitas-komunitas muslim sebagai halayak kunci di Indonesia.

“Karena dari periode rezim kekuasaan, pola tersebut sudah menjadi pembentukan kabinet,” tandasnya.

Kemudian yang ketiga, Gun Gun menilai dalam pembentukan kabinetnya Jokowi perlu menerapkan trad global. Yaitu soal posisi menteri yang berasal dari kalangan muda.

“Jokowi perlu memilih publik statement akan memilih menteri yang usianya muda,” katanya.

Hal ini sebenarnya trans global, seperti yang terjadi di negara Uni Emirat Arab, ada menteri berusia 22 tahun yang nananya Syamal, kemudian di Malaysia ada menteri berusia 35 tahun, yang namanya Shadiq pada saat dilantik usianya 25 tahun.

“Kemudian di Canada menteri yang berusia 25 tahun juga. Kalau memang demikian Jokowi akan memilih menteri muda, tentunya patut diapresiasi. Karena saatnya anak muda harus berkiprah,” tambahnya.

Menurutnya, muda bukan hanya usianya tapi harus memiliki portofolio yang kuat. Karena akan memimpin birokrasi yang sangat kompleks. Jadi bukan hanya mampu di dalam profesionalitas, akan tetapi juga mempu memiliki pengalaman manajerial, kompetensi dan integritas. Kalau tidak, akan tersesat dalam memimpin sebuah birokrasi

“Birokrasi itu ibarat kita berjalan di angka delapan yang tidak ada ujungnya, atau non orientuble objects dan orang banyak tersesat. Maka seorang menteri harus memiliki target yang akan dicapai,” jelas Gun Gun.

Oleh karenanya, menteri adalah jabatan politis maka harus memiliki backup politik dan memiliki komunitas yang bagus. (Red)

Leave A Reply

Your email address will not be published.