DJBC Bali Dukung Pelaku IKM Meningkatkan Ekspor Handicraft
BALI, Harnasnews.com – Direktorat Bea dan Cukai Kanwil DJBC Bali, KPPBC Tipe Madya Pabean A Denpasar, mendukung para pelaku usaha industri kecil dan menengah (IKM) untuk melakukan ekspor produk unggulannya di pasar internasional.
Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai VI, Eko Rudi Hartono mengungkapkan bahwa pihaknya memberikan kemudahan dalam memberikan regulasi bagi pelaku usaha, salah satunya produk handicraft untuk di ekspor ke negara tujuan.
“Apa itu Kite IKM adalah layanan bebas biaya masuk dan tidak dipungut ppn untuk bahan baku impor dan mesin tujuan barang jadinya untuk diekspor,” kata Eko dalam diskusi ‘Upaya Pemerintah Dalam Meningkatkan Penjualan Produk Handicraft dan Program Ekspor’ Jumat (30/8), di Hotel Grand Kesambi, Bali.
Selain itu, guna memudahkan pelaku usaha untuk mengetahui proses dan regulasi perizinan ekspor, KPPBC Tipe Madya Pabean A Denpasar telah membuka klinik konsultasi yang akan menjelaskan persoalan kepabeanan.
Eko menuturkan, saat ini pihaknya membuka pusat logistik berikat untuk IKM yaitu barang baku IKM bisa ditimbun selama 3 tahun dipusat logistik tanpa bayar biaya masuk dan pajak impor dan bisa dikeluarkan dari pusat logistik tersebut secra mencicil tidak penuh.
“Dan bea cukai sudah memiliki klinik kepabeanan temen-temen para pengusaha IKM bisa memanfaatkan klinik kepabeanan. Kami di bea cukai ada agen fasilitas untuk mempotensi tentang kinerja di industri yang ada di Bali besar menengah kecil,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI) Bali, Dharma Siadja meminta
Pemerintah agar lebih gencar membantu para pelaku IKM, memberikan fasilitas seperti desain maupun pameran di tingkat internasional, ditengah melesunya penjualan produk handicraft khusunya di pulau Bali.
“Kami sangat mengharapkan sekali ada fasilitas dari pemerintah supaya bisa meningkatkan kerajianan ekspor Bali. Utamanya adalah fasilitas-fasilitas hal desain dan pameran,” ucap Dharma saat menghadiri diskusi FGD tersebut.
Menurutnya, Pemerintah harus memberikan fsilitas pameran, baik di dalam negeri dan luar negeri. Karena tanpa pameran masyarakat tidak akan tahu barang-barang atau desain-desain bagus yang bisa dihasilkan.
Dharma mengatakan, ASEPHI Bali sangat mendukung pemerintah dalam hal peningkatan ekspor handicraft keluar negeri.
“Kami dari ASEPHI Bali sangat mendukung sekali program pemerintah dalam hal peningkatan ekspor. Itu juga jangan sampai dana-dana yang biasa diberikan sebagai fasilitas IKM dipotong atau dikurangi malah harus ditingkatkan untuk para IKM untuk pameran di luar negeri,” ujarnya.
Tak hanya itu, Dharma juga meminta agar terkait dengan masalah dokumen-dokumen tambahan dari beberapa lembaga harusnya bisa di persingkat.
“Jangan lagi ada aturan-aturan tambahan dan juga masalah pembiayaan. Banyak juga IKM susah mendapatkan biaya untuk melakukan kegiatan ekspor,” ucap Dharma.