JAKARTA, Harnasnews.com – Susunan Kabinet Indonesia Maju (KIM) yang dibentuk oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai jauh dari harapan rakyat.
Sejumlah pengamat juga menilai Presiden Jokowi tidak konsisten, dimana sebelumnya mengatakan akan membentuk kabinetnya yang ramping. Bahkan, beberapa kementerian dan lembaga wacananya akan dilebur.
“Namun faktanya, justru Presiden mempertahankan kementerian yang lama. Bahkan ada beberapa anggota kabinet barunya yang sempat menimbulkan kontroversi di tengah masyarakat, seperti pengangkatan Mendikbud dan Menag,” ujar pengamat kebijakan publik Bambang Istianto kepada wartawan di Jakarta (31/10).
Namun demikian, lanjut direktur eksekutif center public policy studies (CPPS) itu, dibawah KIM ini bangsa Indonesia agar lebih baik lagi.
“Terutama persoalan ekonomi dan penegakan hukum. Dimana dalam lima tahun belakangan ini banyak terjadi ketimpangan,” tandas Bambang.
Sebelumnya, pengamat ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira mengatakan, kabinet Indonesia Maju 2019-2024 merupakan kabinet obesitas atau penyakit kegemukan.
Karena, kata Bhima, Presiden Jokowi terlalu banyak mengakomodir kepentingan partai politik dengan mengangkat politisi jadi menteri bidang ekonomi.
“Kenapa kita sebut kabinet Obesitas, tumpukan lemak, dalam artian tekanan dari parpol sehingga pos yang seharusnya diisi oleh profesional tidak ada,” katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/10).
Bhima lantas menyoroti barisan menteri sektor perekonomi yang didominasi politisi dan yang tidak memiliki background ekonomi.
Seharusnya, kata dia, para menteri yang mengurusi bidang ekonomi itu seharusnya mempuyai latar belakang profesional.
“Hasilnya periode kedua Jokowi adalah yang kabunet obesitas, tidak responsif terhadap perkembangan perkemkembangan ekonomi global maupun ekonomi domestik,” katanya. (DRA)