Bahas Peluang Kerja Sama Kelautan Dan Perikanan Dengan Tiongkok Indonesia Utamakan Penyerapan Tenaga Kerja Lokal
JAKARTA,Harnasnews.com – Indonesia dan Tiongkok membangun kembali hubungan di sektor kelautan dan perikanan. Hal ini salah satunya dijalin melalui kunjungan Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, Xiao Qian, kepada Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Jumat (1/11).
Dalam kesempatan tersebut, Xiao Qian mengucapkan selamat atas dilantiknya Edhy Prabowo sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2019-2024.
Ia menyampaikan, Indonesia dan Tiongkok memiliki relasi yang baik. Selama ini, Indonesia menjadi salah satu mitra dagang Tiongkok yang cukup besar. Pada tahun 2018, nilai volume perdagangan antara kedua negara mencapai USD72,6 miliar. Sementara nilai investasi Tiongkok di Indonesia mencapai USD2,4 miliar pada periode yang sama. Xiao Qian melanjutkan, kerja sama di bidang kelautan dan perikanan akan memperkuat relasi kedua negara.
“Indonesia memiliki wilayah perairan yang luas dan sumber daya bahari yang melimpah. Sementara Tiongkok memiliki pasar yang luar biasa besar,” ucapnya.
Menimbang hal itu, Xiao Qian mengungkapkan bahwa Indonesia dan Tiongkok memiliki peluang kerja sama yang dapat saling mengisi satu sama lain melalui ekspor-impor produk perikanan. Ia mengatakan, setiap tahunnya Tiongkok melakukan impor produk perikanan sebesar 4 juta ton dari berbagai negara. Dari nilai tersebut, Indonesia baru mengekspor 200.000 ton produk perikanan atau 5% dari kuota impor perikanan ke Tiongkok setiap tahunnya. Ekspor produk perikanan ini, menurutnya, dapat dioptimalkan ke depannya.
“Indonesia memiliki ruang kerja sama yang luar biasa besar. Jika kita memulai kembali kerja sama kelautan dan perikanan, saya yakin ekspor produk perikanan Indonesia ke Tiongkok pasti akan mencapai angka yang luar biasa besar,” imbuhnya.
Menanggapi hal itu, Menteri Edhy menyambut baik usulan Tiongkok. Sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo, industri perikanan Indonesia perlu dioptimalkan, termasuk dalam membangun sektor budidaya. Salah satunya, terkait kendala yang dihadapi Indonesia untuk mencegah virus dalam budidaya udang. Ia berharap, Tiongkok dapat berbagi teknolgi dan ilmu di bidang budidaya perikanan yang dimilikinya dengan Indonesia.
“Tiongkok adalah salah satu negara yang memiliki teknologi dan ilmu untuk mencegah penyebaran virus penyakit udang. Kami perlu belajar dari negara Anda terkait teknologi di bidang budidaya ini,” ujarnya.
Menteri Edhy melanjutkan, Indonesia terbuka terhadap peluang kerja sama yang baik antara kedua negara. Kendati begitu, ia menekankan bahwa setiap kerja sama yang dilakukan akan mengutamakan penyerapan tenaga kerja lokal dan devisa bagi Indonesia.
“Tentunya, kami berkepentingan di negara kami bahwa setiap kerja sama yang kita lakukan akan menyerap lapangan pekerjaan dan menghasilkan devisa,” tandasnya.
Sebagai informasi, dalam kesempatan ini Menteri Edhy turut didampingi oleh Sekretaris Jenderal, Nilanto Perbowo; Dirjen Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto; Dirjen Perikanan Tangkap, Zulficar Mochtar; Dirjen Pengelolaan Ruang Laut, Brahmantya Satyamurti Poerwadi; Kepala Badan Riset Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), Sjarief Widjaja; serta Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), Rina.
Sementara itu, Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia Xiao Qian didampingi oleh jajaran Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk Indonesia yaitu Minister Councelor, Economic and Ecommercial Counsellor’s Office, Wang Liping; First Secretary, Economic, and Ecommercial Counsellor’s Office, Li Hanqing; Attache, Economic and Ecommercial Counsellor’s Office, Qin Wenchao; dan First Secretary, Science and Technology Office, Xie Chengsuo.(Red/Idhar)