Harnasnews.com – Orong Telu merupakan salah satu kecamatan dari 24 Kecamatan Kabupaten Sumbawa Letaknya berada di bagian selatan sumbawa. Orong Telu merupakan daerah Kaki langit yang sampai hari ini masih terjaga keasriannya meskipun sudah mulai lahir tangan-tangan jahil yang ingin merusaknya.
Musim Hujan telah tiba, perjuangan dimulai.!!
Hujan memang sesuatu yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Orong Telu karena kami disana hidup dari hasil bertani. Apakah ada pekerjaan lain? Tentunya pasti ada, tapi itu tidak mampu menjamin kehidupan kami.
Namun disisi lain hujan malah menjadi mala petaka bagi masyarakat Orong Telu. Mengapa demikian.? Karena akses perjalanan menuju kota masih belum layak. Kami harus bertarung dengan lumpur, berjuang diatas jurang, bahkan ada juga yang terenggut nyawanya. Apalah daya, masyarakat hanya bisa menghela napas bersabar, menunggu dan menunggu.
Meski hal itu hanya menjadi mimpi masyarakat yang dianak tirikan, bahkan mungkin kami sengaja di terlantarkan, karena suara yang kami sumbangkan pada saat PILKADA maupun PILEG tidak lebih dari 3700 suara. Ia kami sadar akan hal itu tapi bukankah kami termasuk masyarakat juga.? Kurang lebih hampir 20 tahun Kondisi inj tak kunjung berubah.
Bagaimana cara kami bertahan hidup dalam kondisi yang demikian.?
ya mau nggak mau kami harus berusaha semaksimal mungkin semisal dg mengikat rantai di roda sepeda motor, yang pake truk atau mobil harus selalu punya persedian dedak, sulit memang. Tapi begitulah kenyataannya dan konsekuensinya. Kami sadar kami hanya anak tiri, meskipun demikian tapi kami tetap diberikan janji-janji dalam upaya merebut kursi. Tapi pada saat merebut saja, lain halnya kalau sudah duduk.
Terus gimana kondisi ekonomi masyarakat Disana.?
Ya begitulah, bisa ditafsirkan sendiri kehidupan orang yang dianak tirikan dan terisolasi. Dengan kondisi jalan yang tidak layak itu tentu semuanya menjadi mahal. Apalagi bahan Pokok jangan ditanya lagi, harganya bisa dua kali lipat dari harga kota. Itu laku atu tidak.? Ya tetap laku bahkan mungkin tidak cukup memenuhi kebutuhan semua masyarakat. Ya mau gimana lagi kami butuh hidup, suka nggak suka kami butuh makan.
Kondisi terkini jalan Orong Telu gimana?
Sampai sekarang belum ada perubahan masih seperti semula, bahkan bertambah parah. Yang dulunya parah sekarang luar biasa parah, ada juga yg bahkan jalannya putus lalu disambung dengan kayu oleh warga, dengan kondisi ala kadarnya. Dibeberapa tanjakan terjal juga kami harus angkut koral sendiri untuk kmi letakkan ditempat yang sangat parah rusaknya agar bisa kami lalui dan tidak makan korban. Meskipun kami sendiri memang sudah dikorbankan oleh pemerintah.
Bagaimana Respon Pemerintah selama ini.?
Selama ini belum ada atensi serius dari pemerintah. Kalau memang ada, ya nggak mungkin kondisinya seperti sekarang ini. Kepala Daerah sekarang juga pernah menjanjikan kami, tapi endingnya kurang mengesankan, ujung-ujungnya minta maaf pada saat idul fitri. Kok bisa gitu? Ya bisalah kan kami dianggap masyarkat bodoh oleh para penguasa bahkan kami dikatakan wilayah sebagai tong sampah bagi ASN-ASN yang tidak berkompeten dan nakal itu. ya kami harus terima dengan terpaksa karena kami tidak punya kuasa.
Lalu, kalian akan tetap Diam.?
Pertanyaan Menarik. Tentunya tidak malah hampir setiap tahun kami suarakan bahkan kami sempat menutup jalan di kilometer 0 Kota Sumbawa. Tapi apa mau dikata, orong telu tidak punya potensi apa-apa katanya. Tidak ada sesuatu yang bisa diambil dari sana katanya. Maklum pemerintah juga cari untung banyak dari Phi proyek, nah kalau proyeknya di orong telu mungkin Phi nya sedikit karena biaya transportasi dan bahan-bahan yang mahal.
Sehingga wajar kami Sebagai masyarakat Orong Telu kalau ditanya siapa Bupati atau kepala Daerah kalian.? Kami jawab tidak ada. Kok bisa begitu.? Yah Wajarlahh Pemerintah saja tidak mau mengakui keberadaan kami, ya kami juga nggak mau mengakui keberadaan mereka. Meraka saja bisa pura-pura tidak tahu siapa kami, dan kamipun lebih bisa berpura-pura tidak mengenal mereka. Simple kan..!!
oh iya untuk informasi, hari kamis tanggal 23 Januari 2020 kami akan kembali turun kejalan, kurang lebih sekitar 4 truk untuk mendobrak pintu hati nurani tikus-tikus berdasi. Soo, bersiap-siaplah karena kami siap bertarung dalam kondisi apapun.
Kami Tantang Pemerintah untuk membuat komitmen tentang jalam Orong Telu, dan yang pasti kami sudah tidak percaya lagi sama tukang Bohong. Karena Ini bukan Takdir tapi ini adalah nasib yang sengaja ingin disematkan kepada kami. Tunggulah kami akan datang ke istana mu.
“Nggak apa-apa tukang Bubur Naik Haji Asalkan Tukang Tipu tidak Naik Lagi”.
Catatan Perjuangan
Senin, 20 Januari 2020
Sendi Akramullah.(Herman)