PASURUAN, Harnasnews.com – Forkopimka Tutur bersama anggota DPRD kabupaten Pasuruan, DLH (Dinas Lingkungan Hidup), Camat Tutur, Koramil, Polsek dan pihak Perhutani melakukan bersih bersih lingkungan dan pengangkutan sampah di area lahan perhutani yang akhir akhir ini jadi polemik, pada hari Rabu (27/03/2020).
Belum lama ini penutupan tempat pembuangan sampah yang dilakukan pihak perhutani sempat membuat pihak muspika, pasar dan desa sempat kebingungan kemana mau membuang sampah yang selama ini menjadi tempat pembuangan sampah di lahan perhutani.
Selama ini sampah yang menumpuk di area lahan perhutani sangat mengganggu masyarakat sekitar dan juga pengguna jalan yang melintas, karena menyebabkan bau tidak sedap yang sangat meyengat. Hal itu berdampak buruk bagi kelestarian hutan dan sumber daya alam, serapan dari sampah tersebut bisa masuk ke sumber mata air yang ada di sekitar. Oleh karena itu, akhirnya pihak perhutani mengambil tindakan tegas dengan menutup area tersebut.
Hadir di kegiatan ini anggota DPRD kabupaten dari fraksi golkar dapil Tutur Sugiarto, Camat Tutur Akhmat Hadi, dari jajaran TNI, POLRI, Aliansi Penjaga Hutan Jambawana Latifu, dan juga dari pihak Perhutani.
Camat Tutur Akhmat Hadi mengatakan, pengangkutan sampah hari ini di Dusun Nongkojajar merupakan wujud kepedulian Anggota Legislatif dan pemerintah, melalui Dinas Lingkungan Hidup, Kecamatan Tutur dan Pemerintah Desa setempat.
Hal ini dilakukan sebagai upaya gerakan moral yang bersifat sementara dan selanjutnya diharapkan Pemerintah Desa menyediakan anggaran dana saling bersinergi dengan APBD kabupaten, melalui Dinas Lingkungan Hidup.
Dalam rangka penanganan dan pengelolaan sampah di Nongkojajar dan sekitarnya, disamping itu guna mendukung program Bupati Pasuruan melalui gerakan Satu Desa Satu Bank Sampah (SDSB), maka Desa diharapkan membentuk unit usaha pengelolaan sampah dibawah lembaga Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Sehingga masalah sampah bisa tertangani dengan baik dan menguntungkan bagi masyarakat Desa setempat.
“Terkait masalah sampah ini kita tidak boleh menyalahkan siapa siapa karena ini semua tanggung jawab kita bersama. Dari muspika, pihak pasar, Pemerintah Desa, DLH (Dinas Lingkungan Hidup) dan juga masyarakat, kita harus saling bersinergi,” ujar Sugiarto.
Sementara itu kepala Desa Wonosari Herlambang, kepada awak media mengatakan, pihaknya dalam waktu dekat memprioritaskan dengan mengangkut sampah ke TPA.
Satu minggu dibawa tiga kali karena kita darurat sampah,” terang Herlambang.
“Saya minta kepada pihak Perhutani, penutupan ini jangan di desa Wonosari saja, namun di sebelas desa di Kecamatan Tutur yang ikut membuang sampah di lahan perhutani juga ditutup, biar tidak ada isu isu yang membuat kontra di masyarakat,” tutup Kades Wonosari.(Dre/Red)