Gubernur Jatim Meninjau Pelaksanaan Uji Coba Sekolah Tatap Muka
1,04 Persen Siswa SMA/SMK dan SLB Ikuti Ujicoba PTM
Kota Probolinggo,Harnasnews.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau pelaksanaan uji coba sekolah tatap muka di SMKN 2 Kota Probolinggo dan SMAN Kota Probolinggo 2, Selasa 18 Agustus 2020. Per hari ini, jenjang SLB, SMA, dan SMK di Jawa Timur mulai menerapkan uji coba sekolah tatap muka, untuk zona oranye dan kuning risiko penularan Covid-19.
“Pagi hari ini kita sudah mulai uji coba masuk sekolah secara bertahap. Jadi tatap muka pembelajaran akan dilakukan, tapi memang bertahap,” kata Khofifah.
Ia mengatakan, tatap muka secara bertahap dilakukan sebab kasus covid-19 di Jawa Timur belum sepenuhnya selesai. Maka dari itu, untuk memulai uji coba sekolah tatap muka, maka hanya akan diikuti 25-50 persen, dan siswa hanya masuk dua kali dalam satu minggu.
Uji coba akan berlangsung selama dua minggu dengam masing-masing siswa masuk kelas dua kali selama sepekan,bergilir dengan siswa lainnya. Kelas yang awalnya berisi 36 siswa, selama uji coba hanya akan dihuni 9 siswa. “Pada dasarnya dalam dua minggu pertama uji coba, satu kelas itu siswa yang sama hanya masuk dua kali. Inilah yg disebut uji coba belajar mengajar tatap muka langsung secara bertahap,” katanya.
Untuk mengantisipasi penumpukan siswa yang masuk sekolah, jam masuk bagi siswa dibagi dalam tiga waktu. Yakni pukul 07.00, 07.15 dan 07.30 WIB. Selain itu, sudah disiapkan check point beserta petugas di depan sekolah. Check point ini disiapkan untuk mengecek suhu siswa. Jika suhu tubuhnya 37,3 Celsius, siswa tidak diperkenankan masuk sekolah, dan diminta untuk pulang.
Selain itu, Khofifah juga mengatakan untuk daerah lain yang ingin melakukan dan melaksanakan belajar mengajar secara langsung, maka wajib mendapat persetujuan dari kepala daerah masing-masing. Sebab, kepala daerah-lah yang bertanggung jawab terkait kegiatan selama pandemi di wilayahnya. “Kalau di sini, Walikota Probolinggo juga ikut turun dan datang, untuk memastikan pelaksanaan agar sesuai aturan,” katanya.
Sementara, itu Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim, Wahid Wahyudi menuturkan dari 1,3 juta siswa SMA/SMK dan SLB di Jawa Timur, hanya 18.000 siswa yang mengikuti ujicoba PTM, atau sekitar 1,04 persen.
“Jadi tidak semua kabupaten/kota yang bisa menerapkan PTM ini. Dari 38 kab/kota yang melakukan ujicoba PTM ini sekitar 27 kab/kota, 4 diantaranya termasuk zona merah. Dan 7 kab/kota lainnya masih dalam tahap koordinasi,” jabar Wahid.
Wahid menjelaskan, dalam penerapan PTM, ada beberapa syarat wajib yang harus dipenuhi sekolah. Diantaranya mendapatkan rekomendasi dari gugus tugas Covid-19 dimasing-masing daerah. Kedua, mendapat persetujuan walikota/bupati, terakhir mendapat surat persetujuan tertulis dari orang tua.
“Dari hasil tinjauan kita di SMAN 2 Kota Probolinggo dan SMKN 2 Kota Probolinggo, para siswa gembira bisa masuk pembelajaran tatap muka. Dari dialog yang dilakukan bu gubernur mereka mengatakan jika PJJ kurang efektif. Mereka kurang bisa menangkap apalagi SMK juga harus praktek. Sehingga mereka menyambut baik dengan kesiapan protokol kesehatan,” kata dia.
Wahid juga menambahkan, dilakukannya ujicoba PTM ini, merupakan hasil evaluasi yang dilakukan oleh pihaknya. Di mana banyak daerah yang tak terjangkau internet saat pembelajaran daring atau PJJ dilakukan. Selain itu, keterbatasan gadget sebagai media dalam belajar juga menjadi kendala yang banyak ditemui.
“Dari hasil ujicoba ini kita akan evaluasi yang dilakukan pada akhir Agustus nanti. Dan hasilnya akan menentukan kebijakan selanjutnya,” pungkas dia.[PUL]