Ketinggian Sampah di Bantargebang Sudah 50 Meter
Neneng (Demokrat) Harapkan Sampah Rumah Tangga Bisa Dikelola Mandiri
JAKARTA, Harnasnews.com – Krisis tempat pembuangan sampah nampaknya akan menjadi persoalan baru dua tahun kedepan.
Sebab, saat ini TPST Bantargebang yang kerap menjadi penampungan sampah mayoritas warga Jakarta mulai mendekati over kapasitas.
Data yang dimiliki Sudin Lingkungan Hidup Jakarta Utara, disebutkan ketinggian sampah sudah mencapai 50 meter.
Budidaya Maggot, dinilai bisa menjadi solusi baru dalam mengurai sampah rumah tangga. Disamping itu, warga pun diharapkan bisa membuat biopori atau pun ikut peran aktif dalam mengumpulkan sampah anorganik agar bisa dikelola oleh yang memiliki kewenangan.
“Dengan pengolahan secara mandiri oleh masyarakat. Sampah anorganik bisa menjadi bahan para pengrajin tangan. Untuk sampah organik bisa diberikan pada maggot. Dan budidaya maggot itu bisa menjadi penghasilan tambahan bagi masyarakat, ” ujar anggota DPRD DKI dari Fraksi Demokrasi, Neneng Hasanah dalam acara sosialisasi Perda No.4 Tahun 2019 tentang pengolahan sampah, di Jalan Sukapura, Jakarta Utara, Senin (15/2).
Politisi yang akrab disapa Bunda itu menambahkan, budidaya Maggot memberikan banyak keuntungan bagi masyarakat.
Selain mendatangkan pemasukan bagi masyarakat, karena bisa dijual seharga Rp.6.000 perkilogram sebagai makanan ikan lele atau pun untuk pupuk tanaman.
Pengolahan sampah mandiri, bisa mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan sampah. Karena sampah rumah tangga penyumbang terbesar dengan 60 persen sampah.
“Sampai saat ini sudah 24 RW di Kepulauan Seribu yang melakukan budidaya Maggot. Sangat disayangkan jika program ini tidak dioptimalkan oleh masyarakat. Karena banyak memberikan keuntungan,” paparnya.
Lebih jauh, anggota dewan yang sudah 3 periode duduk di Kebon Sirih itu mengungkapkan khusus di Jakut, sudah didirikan komunitas Maggot. Hal itu bertujuan menampung para budidaya maggot jika sudah panen.