Bekasi Perlu Sistem Transportasi Terintegrasi
Lanjut Fathulah, saat ini sistem transportasi di Bekasi, masih sangat jauh dari terintegrasi. Bahkan banyak sekali yang tidak layak. Hal itu yang membuat warga enggan menggunakan angkutan umum.
Misalnya, jadwal pemberangkatan KRL Commuter Line dari Cikarang, itu bisa satu jam sekali, tentu kurang ideal.
Selain itu juga, angkutan umum yang kerap kali ngetem mencari penumpang membuat masyarakat yang kerja di Bekasi, lebih memilih naik kendaraan pribadi.
“Coba kalau angkot murah dan engga ngetem lama, mereka yang kerja di Jakarta, pasti tidak menggunakan kendaraan pribadi. Itu kan yang membuat efektif dalam mengatasi kemacetan,” tandasnya.
Fathulah mengakui, untuk menciptakan sistem transportasi terintegrasi, tidak mudah. Butuh anggaran besar untuk membangun fasilitas.
Akan tetapi, hal itu bisa diatasi dengan melakukan upaya pengajuan ke pemerintah pusat, atau kerjasama swasta.
“Sudah tidak jaman lagi alasan tidak ada anggaran, kan bisa pengajuan ke pemerintah pusat atau kerjasama swasta. Swasta itu asalkan ada keuntungan, pasti mau. Dan transportasi ini, paling sangat dibutuhkan masyarakat,” tuturnya.
Sementara Bupati Bekasi, Eka Supria Atmaja, mengaku sistem transportasi di Bekasi, belum sepenuhnya terintegrasi. Kata dia, dengan adanya integrasi transportasi ke DKI Jakarta, Kabupaten Bekasi terbantu, atas sejumlah kebijakan serta pembangunan pemerintah pusat.
“Memang belum sepenuhnya terintegrasi. Namun, itu sudah menjadi perhatian kami untuk melakukan langkah-langkah,” ucap Eka. (Sygy)