“Konten keagamann di era pandemi ini juga diharapkan dapat berperan dalam penanggulangan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional,” katanya.
Sementara itu, konten kreator, Sebastian Wahyu mengatakan sosmed adalah investasi. “Yang namanya investasi, kalau tidak untung ya rugi. Begitupun main medsos, bisa menambah amal kebaikan tapi bisa juga memperberat amal keburukan,” jelasnya.
Sebastian menambahkan berdakwah bukanlah tugas seorang ustad atau ulama saja. Semua umat manusia memiliki kewajiban untuk menyampaikan dakwah berupa menyampaikan pesan-pesan kebajikan.
Di tempat yang sama, Dirjen Aplikasi Informatika Kemenkominfo, Semuel A Pangerapan dalam paparannya mengatakan masifnya perkembangan internet di Indonesia harus diakui memiliki segala resiko, diantaranya cyber bullying, hoax, konten-konten negatif hingga pencucian uang (money laundering).
Oleh karena itu lanjut dia, penggunaan teknologi ini perlu diimbangi dengan kapasitas literasi digital yang mumpuni agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital secara produktif, bijak dan tepat guna. **