Indonesia Sangat Tertinggal Dalam Industri Halal
“Kunci penting untuk masuk dan berperan kita harus benahi basis produksi halal kita. Sayangnya satu dekade terakhir kita mengalami declining di basis industri kita. Perusahaan garmen banyak terpukul, dan ketergantungan impor makin meningkat bahkan untuk kebutuhan pangan. Kita mengalami deindustrialisasi, involusi pertanian dan sektor maritime yang potensial juga belum dioptimalkan,” ujar Aziz.
Menurutnya, untuk membangun halal industrial park adalah dengan membangun halal supply chain. Artinya, produksi barang atau jasa harus dipastikan halal dari hulu ke hilir dengan mengoptimalkan sumber daya yang menjadi keunggulan kita.
Dia mencontohkan, Malaysia yang sudah menerapkan lebih dari 20 halal industrial park. Dengan konsep ini, mereka bisa memproduksi barang-barang halal untuk diekspor dan mencukupi kebutuhan makanan, kosmetik, dan fashion di dunia.
Selain itu, ia menilai harus juga dibangun hubungan industri halal kecil dan besar, dimana potensi besar UMKM harus mendapatkan akses yang lebih baik. Indonesia harus memiliki mimpi untuk menjadi dominan dalam “Global Halal Supply Chain” dan ini butuh kebijakan pemerintah yang kuat dan konsisten.
Hal yang penting juga, kata Aziz, adalah memperkuat Marketing Industri dan jasa Halal kita baik memperkuat Positioning, Diferensiasi dan Branding (PDB) di pasar internasional. Untuk itu juga harus dibenahi hal-hal yang mendasar untuk peningkatan produksi dan pasokan nasional.
Harus ada perbaikan agricultural supply chain, maritime supply chain, dan supply chain pada SDA sebagai rantai halal dan diharapkan menjadi pusat pertumbuhan dan produksi baru. Perbaikan Ekosistem dan Industrialisasi sektor halal butuh kebijakan yang kuat bukan sekedar retorika dan pelaksanaan kebijakan yang konsisten.
“Kita sangat terlambat dan sayang juga sangat lambat untuk bergerak mengejar ketertinggalan tersebut. Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Jaminan Produk Halal sudah lima tahun sebagai turunan UU tahun 2014 belum juga selesai. Jadi dalam konteks kebijakan saja belum sungguh-sungguh, apalagi penyiapan lanskap industrialisasi halalnya, tentu masih berat,” jelasnya. (Red)