Kemenperin Dukung IKM Berdaya Saing dan Berorientasi Lingkungan

Menurut data Kemenperin, saat ini industri batik tersebar di 101 sentra di Indonesia. Industri ini mempunyai daya ungkit besar dalam penciptaan nilai tambah, perdagangan, besaran investasi, dampak terhadap industri lainnya, serta kecepatan penetrasi pasar.

Sedangkan sedikitnya 203 industri yang bergerak pada produksi tahu dan olahannya. Peran besar kedua industri pada perekonomian nasional tidak terlepas dari kebutuhan dan kesadaran atas dampak produksi pada pencemaran lingkungan.

Pasalnya, masih banyak pabrik tahu yang belum memiliki proses pengolahan limbah cair. Sedangkan di IKM batik, terdapat banyak potensi pencemaran, antara lain berupa limbah padat, cair, serta emisi udara.

“IKM batik di Indonesia juga merupakan turunan industri tekstil yang memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional karena kontribusinya terhadap penyerapan tenaga kerja, pemenuhan kebutuhan sandang dalam negeri serta sebagai sektor penghasil devisa ekspor dengan nilai yang cukup signifikan, sehingga keberlanjutan industrinya perlu mendapat perhatian khusus,” ujar Doddy, dikutip dari antara.

Program dukungan Kemenperin terhadap pengelolaan limbah untuk IKM produsen tahu telah berjalan di daerah Magelang, Singkawang, Makassar, Kediri dan Bandung.

Kegiatan tersebut berupa pendampingan produksi bersih serta fasilitasi mesin dan peralatan pengolahan limbah sentra IKM tahu.(qq)

Leave A Reply

Your email address will not be published.