Lebih dari 70.000 Orang Tewas Akibat Berlanjutnya Perang Saudara di Yaman
Di lain pihak, Dewan Keamanan PBB menyerukan implementasi “tanpa penundaan” dari perjanjian tersebut, sementara juga menyatakan keprihatinan atas meningkatnya pertempuran di provinsi Taiz dan Hajjah.
Perang di Yaman telah mengalami kebuntuan selama bertahun-tahun, dengan koalisi yang dipimpin Saudi dan pasukan Yaman tidak mampu mengusir pemberontak Houthi –yang didukung Iran– dari ibukota, Sanaa, dan pusat-pusat kota lainnya.
ACLED mengatakan telah mencatat 3.155 serangan langsung terhadap warga sipil, yang mengakibatkan lebih dari 7.000 kematian.
Koalisi yang dipimpin Arab Saudi bertanggung jawab atas jumlah tertinggi kematian warga sipil, yakni lebih dari 4.800 jiwa sejak 2016, lapor ACLED.
Houthi, sementara itu, telah menewaskan 1.300 warga sipil dalam serangan langsung, tambahnya.
Pertempuran dan keruntuhan ekonomi yang terjadi juga mendorong krisis kemanusiaan yang paling mendesak di dunia, dengan 14 juta dari 29 juta penduduk negara miskin itu berada di ambang kelaparan.
PBB mengatakan pada Maret lalu, bahwa 100 warga sipil tewas atau terluka setiap pekan di Yaman pada 2018, dengan anak-anak terhitung seperlima dari semua korban.
Menurut angka yang dikeluarkan oleh badan pengungsi PBB, lebih dari 4.800 kematian dan luka-luka warga sipil dilaporkan selama tahun 2018.
Angka-angka PBB juga menunjukkan bahwa 30 persen warga sipil yang mengejutkan tewas dan terluka di dalam rumah mereka, dengan non-kombatan juga menjadi sasaran saat bepergian di jalan, bekerja di pertanian dan di situs sipil lainnya. (Red)