Menteri ESDM Usulkan Insentif Fiskal Dorong Investasi Hulu Migas

“Dan beberapa sumur juga akan berkurang apabila ada water content (kandungan air) yang ada di dalam sumur. Nah inilah yang juga menyebabkan sumur-sumur tua itu ditinggalkan KKKS sebelumnya,” kata Menteri ESDM.

Pemerintah, lanjut dia,  bukannya tidak melakukan langkah-langkah antisipasi. Pasalnya, pemerintah juga telah mencoba memberikan sejumlah keringanan dan kemudahan berupa insentif antara lain dengan skema split. Insentif itu pun, menurut dia, diberikan setelah melakukan perbandingan dengan negara-negara sekitar.

Hal lain, katanya, yakni mulai beralihnya perhatian KKKS kepada sektor Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Ditambah dengan temuan besar di lokasi lain seperti Brasil, Guyana atau Meksino sejalan dengan insentif yang mereka tawarkan.

“Kebanyakan pemain besar dunia sekarang sudah mulai mengurangi capex untuk investasi besar. Inilah yang harus kita antisipasi,” katanya, dikutip dari antara.

Dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Rabu, Arifin menyampaikan usulan asumsi makro sektor energi untuk Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2022, sebagai berikut:

– ICP 55-65 dolar AS per barel.
– Lifting migas 1.717.000-1.829.000 BOEPD
– Lifting minyak 686-726 ribu barel per hari
– Lifting gas 1.031.000-1.103.000 BOEPD
– Cost Recovery 8,65 miliar dolar AS
– Volume BBM bersubsidi 14,80-15,58 juta kl
– Volume minyak tanah 0,46-0,48 juta kl.
– Volume minyak solar 14,34-15,10 juta kl.
– Volume LPG 3 kg 7,40-7,50 juta metrik ton (MT)
– Subsidi tetap minyak solar (gasoil 48) Rp500 per liter
– Subsidi Listrik Rp39,50-Rp61,83 triliun.(qq)

Leave A Reply

Your email address will not be published.