Menurut Syamsul, situasi ini disebabkan manifestasi klinis pada anak banyak yang tanpa gejala. Selain itu juga diperparah dengan berbagai fasilitas di pelayanan kesehatan yang tidak optimal untuk perawatan pasien positif COVID-19 anak-anak.
Ironisnya, COVID-19 menginfeksi anak-anak bisa terjadi dari orang dewasa yang tidak taat protokol kesehatan saat di perjalanan dan di luar rumah. Sehingga ketika anak-anak sudah berdiam di rumah, tetapi orang tua maupun saudaranya membawa virus penyebab COVID-19.
Untuk itulah, Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM itu mengingatkan orang dewasa berperan krusial dalam penularan COVID-19 kepada anak-anak. Sementara anak-anak menularkan ke sesamanya dalam level yang moderat.
Syamsul merujuk hasil penelitian yang menyebut orang berusia 35 hingga 49 tahun bertanggung jawab atas 41 persen dari penularan baru hingga pertengahan Agustus 2020. Sedangkan pada orang dewasa berusia 20 hingga 34 tahun berkontribusi 35 persen penularan. Pada anak-anak dan remaja hanya menyumbang penularan sekitar 6 persen serta pada orang usia lanjut, 50-64 tahun berkontribusi 15 persen, dikabarkan dari republika.(qq)