Setelah CT-Scan, RSUD Sumbawa Segera Miliki Alat Cuci Darah dan Pabrik Oksigen

Nasional

Selanjutnya pembangunan pabrik tabung oksigen, dr Dede mengaku juga bekerjasama dengan pihak ketiga.

Pembangunan pabrik lengkap fasilitas dan maintenancenya ditanggung sepenuhnya pihak ketiga. Sama seperti alat cuci darah, sistemnya bagi hasil.

“Kerjasama ini dilakukan sebagai upaya untuk menyiasati terbatasnya anggaran daerah, di tengah kebutuhan tabung oksigen yang cukup tinggi,” bener dia

Dikatakannya, selama ini dalam sebulan RSUD membutuhkan 1000 tabung oksigen, belum termasuk di Puskesmas-Puskesmas. Untuk oksigen satu tabung, dibeli seharga Rp 235 ribu.

“Artinya dalam sebulan untuk kebutuhan tabung ini saja, RSUD sudah mengeluarkan dana sebesar Rp 235 juta.
Pola kerjasama dengan pihak ketiga yang dilakukan jajarannya perlu dilakukan dengan pihak ketiga,” tambah dr. Dede,

Selain kebutuhan oksigen bisa tercukupi, secara bisnis menguntungkan daerah dalam hal ini RSUD Sumbawa. Pihaknya hanya menyediakan tempat yaitu di lahan RSUD Sering, semua peralatan dan biaya pembangunan pabrik itu ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan.

Sistem yang disepakati adalah bagi hasil dengan skema 75% untuk perusahaan (pihak ketiga) dan 25% untuk daerah (RSUD Sumbawa). Ini akan berlangsung selama 8 tahun, setelah itu pabrik oksigen akan menjadi milik daerah sepenuhnya.

“Semua ini kami ikhtiarkan untuk masyarakat dan daerah, sehingga pelayanan kesehatan bisa terpenuhi,” pungkasnya. (Herman)

Leave A Reply

Your email address will not be published.