“Untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang tidak hanya mengenal teknologi, namun juga cermat dalam menggunakannya,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Siberkreasi, Mira N Sahid menyarankan masyarakat untuk mengenali dan memahami media sosial lebih dalam, bukan sekedar tahu. Mira juga menekankan pentingnya etika dalam bermedia sosial untuk menyaring informasi yang dibutuhkan dan tidak sembarangan membagikan informasi yang didapat.
Ia menambahkan, menggunakan media digital hendaknya dengan niat, sikap dan perilaku yang etis demi kebaikan bersama, agar bisa membangun etika di dunia digital dengan secara sadar, integritas, tanggung jawab dan kebajikan.
“Yang harus dipahami adalah jejak digital karena menampung segala informasi aktivitas pengguna internet. Jejak digital ada yang pasif, seperti browsing history, dan ada jejak digital yang aktif seperti share location, sharing artikel. Jejak digital berkata kasar bisa menghilangkan banyak kesempatan, termasuk melamar pekerjaan,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Direktur Puskapol LPPSP FISIP UI, Aditya Perdana menekankan bahwa ada peluang dan tantangan literasi digital saat ini. Dimana penetrasi yang semakin meningkat yakni transformasi dunia online ditambah kecepatan dan kemudahan dalam mendapatkan akses informasi menjadi peluang literasi digital.
“Sedangkan adanya gap antara kecepatan akses informasi dan kecepatan merespon informasi dari pengguna di tengah maraknya penyebaran berita yang tidak sesuai fakta, informasi hoax dan fake news menjadi tantangan dari literasi digital itu sendiri,” jelasnya. **