
Surabaya,harnasnews.com – Sekitar jam 6 pagi, area car free day di jalan Tunjungan atau tepatnya di depan hotel Majapahit terlihat nuansa yang berbeda di banding biasanya. Ya, Ratusan orang terlihat menari mengikuti irama alunan musik gamelan dari sebuah audio. Tidak hanya itu, bahkan beberapa anak kecil juga ikut menirukan para penari yang diinisiasi oleh siswa SMKN 12 Surabaya ini.
Pada Minggu (28/7) pagi, tiga orang penari terlihat melenggak-lenggok mengikuti alunan gamelan. Diawali dari tiga penari yang usianya masih belia, selang beberapa menit mulai anak kecil hingga masyarakat yang car free day di jalan Tunjungan ikut membaur menarikan Tari Jejer Kembang Menur yang dibawakan siswa SMKN 12 Surabaya. Tari Jejer Kembang Menur sendiri, merupakan tarian tradisional masyarakat Banyuwangi.
Kepala SMKN 12 Surabaya, Biwara Sakti Pracihara mengatakan, sekitar 120 orang yang terdiri dari tiga orang guru dan siswa dari jurusan Seni Tari menginisiasi gerakan flash mob tari Jejer Kembang Menur, kemarin. Selain untuk menghibur masyarakat Kota Surabaya yang melakukan kegiatan car free day di depan hotel Majapahit Surabaya, cara itu juga bertujuan untuk mengenalkan budaya tarian tradisional Jawa Timur-an. Minimal masyarakat tahu, khususnya Kota Surabaya terkait budaya kesenian Jatim yang beranekaragam.
“Kami niat nya ingin menghibur masyarakat. Tapi kami juga ingin mengajak masyarakat untuk ikut melestarikan kesenian tari-an khas Jawa Timur an dengan mengenalkannya lewat flashmob yang dibawakan anak-anak,”ungkap dia.
Tak hanya tarian Jejer Kembang Menur, tari Remo dan tari Reog Ponorogo ditambahkan kepala sekolah yang akrab di sapa Praci ini juga dibawakan oleh siswanya selama hampir dua jam. Flash mob tarian tradisional ini, beberapa kali digelar siswa SMKN 12 Surabaya. Terhitung sudah tiga kali pihaknya melakukan gerakan flash mob (serempak) menarikan tarian tradisional khas Jawa Timur-an.
“Anak-anak ini kan disekolah banyak belajar tentang kesenian Jawa Timur an. Kalau di Jogja kemarin ada flash mob tarian Jogja. Kita juga punya tarian Jawa Timur’an yang dibawakan anak-anak pagi hari ini,”ujar dia.
Praci berharap, masyarakat bisa mengapresiasi seni budaya yang ada di Jawa Timur. Melalui Flash Mob diharapkan juga mendukung dalam pelestarian seni tari tradisional Jawa Timur.
Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jatim wilayah Surabaya-Sidoarjo, Sukaryantho mengapresiasi itikad baik siswa SMKN 12 Surabaya dalam mengemas pengenalan budaya kesenian Jawa Timur. Dengan gerakan Flash Mob, ia menilai jika hal itu salah satu cara pendekatan untuk mengenalkan budaya tradisional dikalangan anak muda, khususnya di Kota Surabaya.
“Cara (flash mob) itu juga memberikan ruang yang lebih luas untuk mengembangkan potensi seni tari siswa. Semakin sering dan luas praktik seni tersebut, maka akan memberikan makna yang dalam, dalam membantu kepercayaan diri dan profesionalisme baik bagi siswa maupun lembaga,”katanya.[PUL]