Kemudian, terkait visi TNI yang responsif, Agus menyinggung beberapa isu, seperti potensi konflik di Laut China Selatan, Papua, Pemilu 2024, dan bencana alam.
Terkait Papua, Agus mencanangkan pendekatan smart power, yaitu kombinasi antara hard power, soft power, dan diplomasi.
“Hard power melalui siaga tempur untuk menghadapi kombatan dalam rangka penegakan hukum. Soft power dengan mendukung pelaksanaan percepatan pembangunan kesejahteraan di Papua. Pendekatan soft power tersebut sepatutnya dilakukan secara bersama-sama, bersinergi antara TNI dengan semua kementerian, lembaga, dan pemangku kepentingan terkait,” kata Agus, dilansir dari antara.
Visi dan misi Agus Subiyanto sebagai calon panglima TNI itu merupakan rangkaian uji kepatutan dan kelayakan di Komisi I DPR RI. Usai uji kepatutan dan kelayakan tersebut, Komisi I mendalami visi dan misi yang disampaikan Agus.
Agus Subiyanto menjadi calon tunggal panglima TNI yang diusulkan Presiden Joko Widodo ke DPR RI untuk menggantikan Laksamana TNI Yudo Margono yang purnabakti pada tanggal 26 November 2023.
Dalam uji kepatutan dan kelayakan itu, Komisi I DPR RI mendalami visi dan misi calon panglima TNI serta menanyakan beberapa isu, di antaranya terkait pengamanan Pemilu 2024, netralitas TNI, dan isu terkait dengan Papua.
Sebelumnya, Agus Subiyanto dilantik sebagai kasad baru pada tanggal 25 Oktober 2023 untuk menggantikan Jenderal TNI Dudung Abdurachman yang purnabakti pada tanggal 19 November 2023. (sls)