Aisyiyah Wujudkan Ekonomi Berbasis Syariah
Sidoarjo,Harnasnews.com -Langkah Pimpinan Daerah (PD) Aisyiyah Sidoarjo membangun basis kekuatan ekonomi syariah mendapat apresiasi luar biasa. Khususnya dari Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah saat menyaksikan Aisyiyah Awarding dan Launching Sistem Keuangan Syariah di Sun City Hotel Sidoarjo, Sabtu (24/3).
Apresiasi itu diungkapkan Ketua PP Muhammadiyah Dr Hajriyanto Y Tohari dihadapan ribuan kader Aisyiyah Sidoarjo. Menurut Hajriyanto, langkah Aisyiyah untuk membangun basis kekuatan ekonomi sudah sangat tepat. Khususnya melalui aktifitas kewirausahaan yang dibangun sampai ke bawah.
Hajriyanto menuturkan, Nabi Muhammad menyuruh umatnya menjadi pedagang. Pedagang itu bisnis women, dan tidak ada perintahnya menjadi PNS. “Tentu, tidak ada perintah bukan berarti dilarang,” tutur Hajrianto. Maka ibu-ibu, serunya, jadilah pedagang. Karena hanya pedagang dan pengusahalah yang boleh bermimpi menjadi kaya. “PNS tidak boleh,” celetuknya disambut tertawa peserta
Islam itu memilki tradisi dagang. Dan Muhammadiyah dulu banyak dipimpin oleh pedagang. Sehingga menurut Hajriyanto, intensitas waktu pimpinan Muhammadiyah sangat tinggi untuk berdakwah. Sebab pengusaha atau pedagang, bebas mengatur jam kerjanya. Berbeda jadwal kerjanya dengan karyawan yang saklek sesuai jadwal. Di sisi lain, ciri pengusaha adalah mandiri. Sehingga Muhammadiyah bisa mendanai sendiri program-programnya. “Maka itu Agama Islam banyak disebarkan oleh pedagang-pedagang. Begitu pula Muhammadiyah yang lahir di Yogyakarta, orang-orang mendakwahkan Muhammadiyah sekaligus dengan berdagang,” kata dia.
Bukan dari orang-orang tasawuf ahli tariqot. Karena orang-orang tasawuf sibuk dengan menyucikan dirinya sendiri. Menyepi, berdzikir supaya dekat sekali dengan Tuhan. Bahka jika perlu menyatu dengan Tuhan. “Orang seperti itu tidak mungkin pergi jauh-jauh untum mendakwahkan agama. Karenanya teori yang paling kuat adalah Islam itu disebarkan oleh pedagang,” tutur mantan anggota DPR RI dari Partai Golkar tersebut.
Berwirausaha ini pilihan penting, sentral dan strategis. Kalau sudah menjadi kekuatan ekonomi tinggal ditransformasikan apa saja bisa. Menjadi kekuatan budaya, kekuatan peradaban, apalagi cuma menjadi kekuatan politik. “Mudah sekali, kalau sudab memegang kekuatan ekonomi bisa menguasai kekuatan apa saja,” tutur dia.
Sekarang tidak sulit berdagang dan berwirausaha. Tidak perlu gudang besar, tidak perlu toko pinggir jalan, tidam perlu kantor. Yaitu melalui teknologi digital dunia cyber. “Ini peluang yang besar untuk dikembangkan sebagai modal membangun kekuatan ekonomi sehingga dapat ditransformasikan menjadi berbagai kekuatan,” pungkas Hajrianto. [PuL]