Aksi Soliditas: Ratusan Penambang Tradisional Kediri Hentikan Jalan untuk Keadilan dan Pemberdayaan
KEDIRI, Harnasnews – Ratusan anggota Aliansi Penambang Tradisional Kediri Raya menggelar aksi damai yang memukau perhatian publik di depan kantor Pemkab Kediri pada Kamis pagi. Dalam aksi tersebut, mereka menggerakkan iring-iringan 400 truk yang membanjiri Jalan Soekarno Hatta, Ngasem, menandakan ketidaksenangan yang mendalam terhadap kurangnya perhatian pemerintah terhadap nasib masyarakat lokal di tengah proyek strategis nasional.
Aksi ini merupakan kelanjutan dari Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang telah berlangsung sehari sebelumnya di Gedung DPRD Kabupaten Kediri. Dalam RDP tersebut, para penambang menyampaikan sejumlah aspirasi yang hingga saat ini belum mendapatkan titik temu, memicu gelombang protes untuk menuntut keadilan dan pelibatan mereka secara aktif dalam proyek pembangunan jalan tol yang tengah berjalan.
Melihat kondisi yang tidak kunjung membaik, para anggota aliansi menyalurkan aspirasi mereka melalui unjuk rasa yang dikoordinasi dengan ketat oleh aparat gabungan dari Polres Kediri dan Polres Kediri Kota. Meskipun situasi tetap kondusif, semangat untuk menyuarakan tuntutan mereka tak surut. Setelah menyampaikan orasi di depan Pemkab, massa pun bergerak menuju kantor PT Lancarjaya Mandiri Abadi (LMA) yang terletak di Kecamatan Grogol.
Di tengah hiruk-pikuk aksi, Koordinator aksi Tubagus Fitrajaya mengungkapkan enam poin tuntutan yang menjadi inti dari unjuk rasa tersebut. Beberapa di antaranya mencakup permintaan percepatan penerbitan Izin Pertambangan Rakyat (IPR), penertiban armada Over Dimensi Over Load (ODOL), serta pemberdayaan masyarakat lokal dalam rangka mendukung proyek tersebut. Salah satu sorotan penting adalah tuntutan untuk memberi kesempatan kepada penambang tradisional dalam mensuplai material ke proyek infrastruktur yang sedang dikembangkan.
“Setelah pertemuan dengan pihak manajemen proyek, kami akan berdiskusi lagi pada Senin mendatang (16/12/2024) untuk mencari solusi terbaik,” komitmen Tubagus, menekankan pentingnya partisipasi masyarakat lokal dalam proyek-proyek yang seharusnya memberi dampak positif bagi mereka.
Menanggapi tuntutan tersebut, Wakil Proyek Manager PT LMA, Nur Kamal, menyatakan bahwa pihaknya telah menerima semua aspirasi yang disampaikan oleh aliansi. Ia meyakinkan bahwa akan dilakukan pertemuan lanjutan pada hari yang sama, sehingga dapat merumuskan langkah konkret untuk menyelesaikan isu-isu yang ada.
“Kami sebenarnya telah memberdayakan pekerja lokal dan vendor lokal untuk beberapa pekerjaan kecil seperti pembuatan pagar. Namun, ke depan, kami berkomitmen untuk memperluas peluang ini, termasuk penggunaan truk lokal. Semua ini tentunya akan disesuaikan dengan persyaratan yang berlaku,” jelas Nur Kamal.
Terkait pasokan material seperti batu dan pasir, Nur Kamal akan mempertimbangkan keterlibatan lokal lebih jauh. “Kami akan mengadakan diskusi lebih rinci untuk memastikan kebutuhan proyek terpenuhi sesuai spesifikasi, sementara tetap memberi prioritas kepada pengusaha dan tenaga kerja lokal,” tambahnya.
Aksi damai ini menunjukkan ketegangan yang mendasar antara kebutuhan masyarakat lokal untuk dilibatkan dalam proyek pembangunan dan tujuh harapan yang belum sepenuhnya dipenuhi oleh pihak kontraktor. Dengan adanya pertemuan yang telah dijadwalkan, diharapkan akan tercapai kesepakatan yang saling menguntungkan bagi semua pihak di kediri, sekaligus mendukung pemberdayaan ekonomi lokal.