CIREBON, Harnasnews.com – Seorang Anak lelaki berinisial RSA berusia 8 tahun di Kabupaten Cirebon diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh lelaki dewasa.
Tempat Kejadian Perkara (TKP) di Mesjid AL-Hasannah, Kamar Marbot, Desa Kedung Jaya RW 07,Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat pada Jumat 8 Maret 2024.
Dari pengakuan korban berinisial RSA (8) yang secara terang-terangan dirinya diperlakukan tidak senonoh oleh pelaku, kedua orangtuanya sangat marah.
HFS, selaku Ibu Kandung korban merasa geram dan tidak terima anak pertamanya itu diperlakukan tidak senonoh oleh pelaku berinisial N, dan melaporkannya kekantor Polisi dengan status kasus “Pencabulan Anak Dibawah Umur’ dengan Nomor Laporan Polisi :LP/B/123/III/2024/SPKT.RESKRIM/POLRES CIREBON KOTA/POLDA JABAR/,Tanggal 10 Maret 2024.
“Kejadian kasus ini (TKP) masih berada di Mesjid Komplek Perumahan tempat tinggal korban kami. Oknum pelaku ini orang luar komplek, dia bawaan Ketua DKM Mesjid komplek tersebut. Seharusnya DKM Mesjid mencerminkan yang positive untuk anak – anak mengajarkan agama, namun hal tersebut diluar nalar selaku orangtua, anak saya menjadi korban pelecehan seksual marbot Mesjid,” ungkap orang tua korban dikonfirmasi, Kamis (09/05/24).
Menurut Hanna, di komplek tempat tinggalnya ada fasilitas Mesjid dan Gedung serbaguna untuk kegiatan majelis taklim ibu- ibu, TKP kejadian peleceha seksual pada anaknya yang terakhir (ketiga kali) terjadi di Gedung Serbaguna.
“Menurut pengakuan anak saya, kejadiannya sudah tidak kali di Gedung sergaguna itu dilakukan pelaku sertiap hari jumat pagi, disaat masjid masih sepi para warga yang akan menunaikan sholat jumat. Kejadian yang ketiga kalinya, anak saya seperti ketriger gitu, kebetulan jumat itu anak saya lagi tidak masuk sekolah karena sakit.
“Sebelum kejadian ketiga kalinya, anak saya meminta hadiah Tolelot dan jumat itu berkeliling komplek naik sepeda, tepatnya bermain sepeda masuk ke area masjid. Karena pada saat itu posisi masih jam 9 pagi, mesdjid masih sepi . mungkin oknum pelakukan berfikir, ada kesempatan lagi untuk ngerjain anak saya,” jelas Ibu tiga anak ini,
Yang menbuat geram lagi kedua orangtuanya atas pengakuan lagi anak, TKP pelecehan seksual terakhir bukan di masjid, tapi di gedung serba guna majelis taklim. Disitu pintarnya oknum pelaku di TKP Majelis Taklim tidak ada CCTV.
“Mungkin pelaku ini sudah profesional, baru ketauan pada anak saya saja, tapi kita tidak tau pada korban-korban anak lain diluar komplek ?,” ujarnya.
Setalah kejadian pagi itu, siangnya anak saya ketemu sama ayahnya sholat jumat bareng-bareng di masjid tersebut. Karena posisi ayahnya sholat di depan, sementara RSA di belakang, stelah selesai anaknya nyamperin ayahnya begitu melihat ada pelaku melakukan sholat jumat berjamaah.
Korban memberi taukan dan menunjuk kepada Ayahnya kalau pelakunya ada dekat mereka di dalam masjid, dan menceritakan detail kepada ayahnya sambil menirukan gerakan-gerakan yang aneh pada umumnya orang dewasa melakukan seksual (onani) di Mesjid Kamar Marbot, yang di ajarkan pelaku Nurdin kepada korban RSA.
“Seketika itu, suami saya kaget ga karuan dan emosi sekali anaknya diperlakukan tidak senonoh tiga kali oleh pelaku di kompleknya sendiri yang sudah aktif menjadi marbot selama dua bulan,” ungkapnya.
Setelah mendengar pengakuan dari anaknya dengan detail, Ayah korban menunggu pelaku itu diluar yang kebetulan pelaku adalah marbot masjid tersebut untuk dimintai keterangan lebih lanjut, dan memanggil pihak Ketua RW /RT dan para saksi.
“Selama 2 bulan itu, anak saya memang selalu tepat waktu sholat di Mesjid komplek, bahkan tidak pernah tertinggal oleh teman-temannya,” tukasnya.
Namun kepolosan RSA tersebut malah berujung jadi sasaran empuk oleh pelaku N untuk dijadikan pelampiasan kebejatan nafsu birahinya didalam kamar marbot, hingga kedua orang tua sepakat melaporkan pelaku kepada pihak yang berwajib.(red).