Dengan meningkatnya ekspor kelapa sawit mentah, selain menjaga inflasi di dalam negeri juga mendatangkan devisa dan penerimaan negara. Peningkatan ekspor itu juga sekaligus menjadi solusi atas tangki timbun yang selama ini menjadi masalah.
“Kebijakan yang diambil Mendag ini secara langsung juga membuat tata kelola sawit menjadi seimbang dari hulu ke hilir,” katanya.
Sebelumnya, Zulkifli Hasan melaksanakan inspeksi mendadak ke Pasar Cibinong, Bogor, untuk menaikkan harga TBS kelapa sawit menjadi Rp2.000 ribu per kilogram.
“Tugas saya sekarang, itu dan menteri-menteri lain diperintah Pak Presiden agar bekerja keras melakukan segala upaya agar TBS harus bisa di atas Rp2.000 per Kg,” katanya, dilansir dari antara.
Dia juga menginstruksikan penghapusan pungutan ekspor sawit dilaksanakan hingga akhir Agustus 2022. Selain itu, Kemendag menambah jatah ekspor sawit dari 1 banding 5 menjadi hampir 1 banding 9, sehingga bisa memenuhi ekspor sebesar 8.400 ton.
Zulhas juga berencana mencabut aturan domestic market obligation (DMO) dan domestic price obligation (DPO) demi menaikkan harga TBS kelapa sawit.
“Saya pertimbangkan DMO, DPO tidak perlu lagi. Kami pertimbangkan agar ekspor bisa cepat,” ujarnya.(qq)