Anugerah Inovasi 2017 Kemensetneg: Bekerja Cerdas dengan Inovasi
Jakarta,Harnasnews.Com – Kementerian Sekretariat Negara menggelar acara apresiasi inovasi “Anugerah Inovasi 2017” di Gedung Krida Bhakti, Kementerian Sekretariat Negara. Kegiatan dihadiri seluruh pejabat di Kemensetneg, bertujuan untuk memberikan apresiasi hasil-hasil inovasi di ranah pekerjaan dan pelayanan yang dilakukan oleh pejabat/pegawai Kemensetneg selama tahun 2017.
Selain sebagai bentuk apresiasi, kegiatan ini juga bertujuan menginspirasi dan merangsang pejabat/pegawai lainnya untuk menciptakan dan mengembangkan inovasi baru di tahun 2018, guna memperlancar pelaksanaan tugas dan fungsinya masing-masing.
Acara yang digelar untuk kedua kalinya ini disambut dengan sangat antusias oleh para pejabat Kemensetneg, dengan berbondong-bondong hadir lebih awal sebelum dimulainya acara pada pukul 9.00 WIB. Tercatat sebanyak lebih dari 500 pejabat Kemensetneg hadir di acara yang ditunggu-tunggu setiap tahunnya sejak tahun 2017 tersebut.
Dalam sambutannya Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, menyampaikan bahwa bekerja keras saja tidaklah cukup, melainkan harus diiringi dengan bekerja cerdas atau smart work. “Demand pekerjaan yang meningkat, tuntutan pekerjaan yang meningkat, dan pekerjaan yang semakin besar, harus kita selesaikan dengan bekerja cerdas,” tegasnya.
Dengan semakin tingginya tuntutan pekerjaan di era revolusi industri 4.0, pegawai dituntut untuk semakin meningkatkan kemampuan mereka dengan memanfaatkan artificial intelligence yaitu dalam hal digitasi, computing power, dan big data analytics.
“Dengan memanfaatkan aritificial intelligence, pekerjaan bisa dilakukan secara cepat, real time, dan efisien. Jika pekerjaan bisa dibantu oleh mesin secara cepat, mengapa harus dikerjakan secara manual?” ujar Pratikno saat memberi arahan kepada seluruh pejabat Kemensetneg. Beliau juga menegaskan bahwa bekerja cerdas dapat memaksimalkan kinerja dan potensi pegawai untuk fokus kepada ide-ide strategis daripada pekerjaan yang bersifat teknis.
Inovasi-inovasi yang sudah digagas oleh pegawai dan pejabat Kemensetneg merupakan bentuk dari upaya-upaya strategis untuk memaksimalkan kinerja kementerian semakin efektif dan mengurangi kesalahan-kesalahan rutin yang kerap terjadi.
Penentuan pemenang “Anugerah Inovasi 2017” sebagai kegiatan rutin tahunan, digarap secara serius. Tim Penilaian Inovasi di Kemensetneg yang diketuai oleh Abdul Aziz, Staf Khusus Mensesneg bidang Tata Kelola Pemerintahan, dalam menetapkan pemenang telah melalui beberapa tahapan, yaitu filtering inovasi yang memenuhi kriteria sebagai inovasi yang baru, solutif (perbaikan layanan, bermanfaat, efisien), dan sudah dilaksanakan; serta pemaparan oleh inovator dan penilaian inovasi dengan pembobotan nilai (baru, manfaat, cakupan, berkelanjutan, dan replikatif)
Pada “Anugerah Inovasi 2017” dari 106 inovasi yang diseleksi, 45 inovasi yang lolos seleksi berebut menjadi inovasi terbaik dalam 8 kategori umum dan khusus. Setelah melalui proses penilaian secara ketat, terpilih 22 inovasi yang berhasil memperoleh Anugerah Inovasi 2017 dan pemberian penghargaan khusus kepada 5 orang pejabat yang berperanan dalam membangun inovasi-inovasi di Kemensetneg.
Sumber ide inovasi-inovasi pejabat/pegawai Kemensetneg tersebut muncul dari ide pribadi. Dari ide pribadi tersebut kemudian ada yang dikerjakan sendiri; ada yang dikerjakan oleh vendor; dan ada yang dikerjakan secara kolaborasi dalam tim di satu bidang atau lintas bidang.
Ke depan, hal-hal yang perlu diperhatikan untuk membuat produk inovasi lainnya di Kemensetneg adalah bagaimana inovasi yang dibuat dapat bertahan melewati berbagai kendala (endurance), dapat secara konsisten digagas dan dilaksanakan (consistency), dapat terus berjalan walaupun terdapat perubahan-perubahan besar (sustainability), dan diharapkan peka dengan permasalahan dan kesempatan yang berkembang serta dapat menyesuaikan dengan kemajuan teknologi (adjustment).
Apresiasi Inovasi diharapkan menjadi wadah bagi munculnya ide-ide baru demi mewujudkan Reformasi Birokrasi di Kemensetneg, yaitu sistem birokrasi satu pintu yang terukur, terstandardisasi, dan jauh dari perilaku korupsi.(Red/Dar)